Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Pandangan Kompasianer Setelah 18 Tahun Reformasi

1 Juni 2016   16:07 Diperbarui: 1 Juni 2016   16:11 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING Seorang mahasiswa jatuh tergeletak terkena pukulan pasukan anti huru-hara yang berusaha membubarkan aksi unjuk rasa menuntut Presiden Soeharto

Hingga saat ini perjuangan Reformasi masih jauh dari harapan. Angka korupsi yg masih tinggi membuat bangsa ini masih saja terpuruk. Perselisihan SARA akibat saling mencurigai masih santer terdengar untuk saling menjatuhkan. Tapi bangsa ini harus tetap melangkah, dengan semangat Reformasi yg tidak akan hilang - dan Kerusuhan Mei 1998 adalah sejarah kelam yg tidak akan terulang.

5. [Dibalik] Kegagalan Mei 98

Empat Mahasiswa Trisakti Diminta agar Diberi Gelar Pahlawan Reformasi. Kompas.com
Empat Mahasiswa Trisakti Diminta agar Diberi Gelar Pahlawan Reformasi. Kompas.com
Reformasi adalah perubahan yang dilakukan pada satu sistem yang dianggap gagal atau pun tidak efektif lagi. Sedangkan menurut KBBI reformasi merupakan perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, dan agama) di suatu masyarakat atau pun negara.

Kompasianer RM TPA II mencatat bahwa reformasi di bidang ekonomi merupakan perubahan untuk memperbaiki tatanan ekonomi satu negara. Namun melihat 18 tahun reformasi, tingkat kemiskinan masih tetap tinggi bahkan kian bertambah. Namun terlihat ada kegagalan dalam reformasi ekonomi ini.

Ekonomi yang anjlok menjadi salah satu komponen dimana pada masa penuntutan reformasi  adalah hal yang utama, bila melihat saat ini perekonomian di Indonesia masihlah terbilang menurun dan belum ada peningkatan sama sekali.

Sedangkan dalam bidang politik, kegagalan 98 terlihat terlihat dari kebebasan berpolitik di Indonesia. Kebebasan berpolitik di Indonesia memang sudah terjadi, namun tanpa kita sadari dalam kebebasan berpolitik ini, tetap ada beberapa oknum yang bermain secara curang.

Saling menjatuhkan dan pembunuhan karakter dari para calon ini, menjadi salah satu bagian kecurangan yang terjadi pada masa saat ini. Semakin canggih tekhnologi semakin “canggih” pula para timses dalam berkreativitas, tak sedikit para timses dari calon-calon ini yang membully untuk calon lainnya.

Dalam bidang hukum, kegagalan 98 terlihat dari Banyak seperti kasus-kasus yang belum terselesaikan itu seperti kasus pelanggaran HAM, korupsi yang dilakukan oleh para pejabat yang dekat dengan pemerintahan. Seperti kita lihat saja baru-baru ini kasus yang ramai di perbincangkan adalah tentang Pelaku Pemerkosaan atau sejenisnya akan di kebiri. Namun, pada kenyataannya makin dibentuk atau dibuat sebuah RUPP untuk hal tersebut makin tinggi tingkat pemerkosaan terjadi akhir-akhir ini.

Dalam bidang pendidikan juga terlihat kegagalan refomrasi 98. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia terbilang setengah hati, dimana masih banyak daerah-daerah yang belum bisa merasakan pendidikan dengan semestinya.  Terlihat dari bangunan, sumber daya guru, maupun fasilitas-fasilitas pendukung lainnya dalam membentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadai.

--------------

Itulah beberapa pandangan Kompasianer terkait 18 tahun era reformasi yang telah berjalan. Semoga angin segar perubahan tetap akan berhembus dan Indonesia bisa menjadi lebih baik. (YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun