Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

4 Pandangan Kompasianer Menyoal Penggunaan Kartu Kredit

30 Mei 2016   11:06 Diperbarui: 30 Mei 2016   11:24 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas/Priyombodo Pengunjung menggunakan kartu kredit untuk pembayaran di Mal Ciputra

Bagi sebagian orang, kartu kredit adalah benda penting yang harus hadir di dalam dompet. Dengan menggunakan kartu ini, penggunanya bisa dengan bebas membeli apa yang dia inginkan selama tidak melebihi limit. Namun tentu saja namanya kartu kredit, maka pembayarannya pun harus dicicil setiap bulannya.

Satu sisi memiliki kartu kredit sangat berguna pada saat-saat tertentu. Namun di sisi lain, penggunaan kartu kredit memunculkan masalah baru. Tagihan yang harus dibayar setiap bulannya tidak jarang membuat pusing kepala pemiliknya.

Nah, Kompasianer juga tentu memiliki pandangan-pandangan tentang kepemilikan kartu kredit. Mulai dari sentimen positif, negatif, bahkan hingga tips dan trik untuk penggunaan kartu kredit yang terkontrol.

Berikut ini adalah beberapa artikel Kompasianer mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap penggunaan kartu kredit.

1. Gesek Kartu Kredit Gampang, Bayarnya Susah

Ilustrasi kartu kredit. Bisniskeuangan.kompas.com
Ilustrasi kartu kredit. Bisniskeuangan.kompas.com
Arus perkembangan zaman membuat banyak orang ikut terbawa kedalamnya. Penggunaan gadget atau benda-benda lainnya membuat orang terpaksa harus mengikuti perkembangan dan memiliki barang-barang tersebut. Tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan untuk hal ini. Dan kartu kredit menjadi sebuah alternatif pembayaran bagi mereka yang tidak memiliki uang cash.

Menurut Tjiptadinata Effendi kartu kredit adalah hal berbahaya yang berpotensi menghancurkan perekonomian rumah tangga. Memang ada kemudahan yang didapatkan ketika menggunakan kartu kredit. Hanya dengan menggesek maka dalam waktu singkat benda yang kita inginkan bisa menjadi milik kita.

Namun tentu saja yang menjadi beban adalah tagihan yang datang setiap bulannya. Akibat orang mengali lubang, semakin lama semakin dalam. Hingga suatu waktu, lubang yang digali terlalu dalam dan tidak mungkin lagi ditimbun, untuk diratakan dengan tanah. Pada saat itulah kesadaran baru muncul. Dan semua sudah terlambat.

Untuk menghindari pemborosan tersebut, Tjiptadinata menyebutkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu; hindari kartu kredit, jika benar-benar perlu cukup satu kartu kredit saja, hentingan membeli barang sekunder, menabung, dan kembalikan kartu kredit anda dan mintalah bank untuk menutup kartu tersebut.

Tjiptadinata juga mengatakan bahwa ada dua hal penting yang harus dipersiapkan, yaitu masa depan anak dan masa tua kita. Sehingga lebih baik menahan diri untuk tidak membeli barang yang tidak dibutuhkan apalagi dengan menggunakan kartu kredit.

2. Waspada Pembajakan Akun Belanja Online yang Terkoneksi Kartu Kredit!

Ilustrasi transaksi daring. bisniskeuangan.kompas.com
Ilustrasi transaksi daring. bisniskeuangan.kompas.com
Tagihan kartu kredit yang kerap menjadi momok menakutkan, ternyata malah tidak masalah bagi Adinda Mutia Muwardati. Bahkan menurutnya, memiliki kartu kredit itu menguntungkan karena bisa mendapat banyak diskon dan mencicil dengan jangka waktu tertentu.

Namun ia bercerita pernah mengalami kerugian saat menggunakan kartu kredit. Ketika itu akun tempat berbelanja online langganannya diambil alih orang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, ia memberikan tips-tips singkat untuk para pengguna kartu kredit yang seringkali berbelanja online agar tetap aman dari bahya cybercrime.

Pertama, hindari penggunaan password yang mudah ditebak orang, misalnya tanggal lahir. Kedua, hindari penggunaan di komputer umum seperti warnet. Ketiga, jangan menyimpan data kartu kredit di akun online shop karena sangat berisiko tinggi. Keempat, ganti password Anda secara berkala. Kelima, jika ada transaksi mencurigakan segera laporkan melalui call center ke bank Anda.

Memang ada untung dan rugi dalam penggunaan kartu kredit ini. Namun menurut Adinda, jika kita bisa menahan penggunaan dengan semestinya, maka kartu kredit bisa menjadi menguntungkan.

3. Waspada Kejahatan Kartu Kredit

Ilustrasi kejahatan siber. Shutterstock.com
Ilustrasi kejahatan siber. Shutterstock.com
Menggunakan kartu kredit memang memudahkan. Namun tentu saja ada bahaya yang mengintai dalam penggunaan kartu kredit ini. Modus yang dilakukan menurut Abdul Haris adalah pencurian data nasabah kartu kredit.

Lalu apakah karena sangat rawan maka kita harus meninggalkan penggunaan kartu kredit? Tidak juga menurut Abdul.

Potensi kartu kredit untuk disalahgunakan memang ada. Bahkan beberapa tahun lalu kejahatan pemalsuan kartu kredit terjadi di Indonesia. Pelaku dengan mudahnya menggunakan kartu tersebut untuk bertransaksi.

Kartu kredit tidak selamanya memerlukan bentuk fisik, misalnya transaksi online. Dari sinilah, pelaku kejahatan mencari celah untuk menjalankan aksinya. Transaksi non fisik dapat diproses karena adanya kesesuaian verifikasi data nasabah. Tak dipungkiri, data nasabah merupakan komponen vital kartu kredit. Sekali data tersebut berpindah ke tangan orang tak bertanggung jawab, dengan mudahlah dia akan memanfaatkannya.

Kemudian untuk meningkatkan kewaspadaan, Abdul memiliki beberapa tips untuk para pengguna kartu kredit. Pertama, menjaga kerahasiaan data. Pemegang kartu kredit seyogyanya  tidak dengan mudah membagikan data terkait kartunya.

Kedua, jangan memotret fisik kartu. Permintaan foto kartu bagian depan dan belakang kadang diminta untuk pendaftaran tagihan otomatis suatu layanan, misalnya pendaftaran asuransi yang preminya dibebankan ke kartu kredit. Jika kondisi itu tidak dapat dihindarkan, pemegang kartu kredit perlu memastikan bahwa penerima dokumen foto itu adalah petugas asuransi yang berkompeten dan meminta jaminan kerahasiaan datanya.

Ketiga, hilangkan kebiasaan menitipkan kartu pada pelayan restoran. Potensi kejahatan yang dapat terjadi akibat kebiasaan tersebut yaitu oknum pelayan restoran mempotret kartu (menggunakan HP) sehingga mendapatkan data yang tercantum di fisik kartu.

Keempat, berhati-hati dalam melakukan transaksi online. Kelima, teknik menyimpan kartu kredit di dompet. Kerapkali di dompet kita tersimpan berbagai jenis kartu, misalnya KTP, SIM, ATM, dll. Apabila salah satu kartu hilang, mungkin kita tidak menyadarinya. Jadi, dalam menyimpannya, khususnya untuk kartu kredit

Keenam, aktifkan notifikasi SMS. Fasilitas pemberitahuan transaksi via SMS pada umumnya sudah tersedia pada penerbit kartu kredit. Ketujuh, penyampaian tagihan via surat elektronik (email).

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyalahgunaan kartu kredit.

4. Siap-siap Pemakai Kartu Kredit Didatangi oleh Petugas Pajak

Penggunaan kartu kredit akan dilihat Dirjen Pajak. Sumber; Kontan.co.id
Penggunaan kartu kredit akan dilihat Dirjen Pajak. Sumber; Kontan.co.id
Informasi menarik hadir dari Daniel Setiawan. Ia mengatakan bahwa pemilik kartu kredit harus bersiap-siap transaksinya dipelototi oleh Dirjen Pajak.

Ketentuan ini telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan no. 39/PMK.03/2016 tentang perubahan kelima atas Peraturan Menteri Keuangan no.16/PMK.03/2013 oleh Kementerian Keuangan.

Peraturan ini tentu saja tidak akan membuat pengguna ketar-ketir jika pemakaian kartu kredit sesuai dengan penghasilan yang dilaporkan ke kantor pelayanan pajak setiap tahunnya. Tetapi akan jadi masalah jika pemakaian kartu kredit melebihi laporan penghasilan.

Ketentuan ini rencananya akan mulai berlaku pada akhir Mei tahun ini. Jadi untuk pemilik kartu kredit yang jumlahnya lebih dari satu dan lalai dalam pembayaran pajak, maka bersiaplah Anda akan didatangi petugas pajak untuk menanyakan penghasilan Anda.

Lalu agar penggunaan kartu kredit tetap aman dan sesuai penghasilan, Daniel juga memberikan beberapa saran;

Pertama, kurangi transaksi kartu kredit. Lebih baik simpan kartu kredit anda dan jangan lakukan transaksi yang tidak penting. Kedua, tutup kartu kredit. Jika anda memiliki beberapa jenis kartu kredit dari berbagai bank, sebaiknya anda menutup beberapa kartu kredit yang layak untuk ditutup.

Dan terakhir, laporkan penghasilan sesuai dengan kenyataan. Jika anda tidak ingin menutup semua kartu kredit anda, maka anda layak untuk melaporkan penghasilan anda sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan demikian anda tidak perlu was-was jika suatu saat anda dikunjungi oleh petugas pajak. (YUD)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun