Ucapan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang tentang alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam sebuah talkshow berbuntut panjang.
Dalam talkshow tersebut Saut mengatakan, “Mereka (alumni HMI) orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK 1, tapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan jahat,” statement inilah yang mengundang perdebatan.
Saut dianggap telalu menggenarlisasi situasi tersebut dan kemudian berujung pada aksi anarkistis HMI di gedung KPK. Tidak sedikit pihak yang menyayangkan ucapan Saut, tapi tidak sedikit pula yang menganggap bahwa aksi anarkistis di gedung KPK seharusnya tidak dilakukan.
Selain itu, Kompasianer juga memiliki pandangan yang berbeda-beda melihat polemik ini. Dan berikut ini adalah 5 pandangan soal komentar Saut Situmorang yang berbuntut panjang.
1. Menabur Benih Kebencian
Menurut Asmari Rahman memang sebuah kenyataan bahwa di antara sekian juta kader HMI ada yang tersangkut dalam kasus korupsi. Namun Saut juga lupa bahwa HMI telah menyumbangkan kadernya untuk mengabdi di KPK seperti Abdullah Heha Mahua. Bahkan Abdullah mengabdi pada lembaga anti rasuah itu jauh sebelum Saut masuk KPK.
Asmari menambahkan, HMI telah banyak menyumbangkan kadernya untuk kepentingan bangsa ini, mereka mengabdi diseluruh lini, bukan hanya dipusat pemerintahan tetapi menebar sampai kedaerah.
Kader HMI bukan hanya menjadi pejabat Negara, tetapi juga mengabdi dibidang sosial kemasyarakatan, jadi sangat keliru jika Saut hanya memandang kader HMI dilingkungan kekuasaan Negara saja.
Kesalahan yang dilakukan oleh beberapa kader HMI tidak bisa dijadikan alasan untuk menuduh seluruh kader HMI itu Korup dan jahat. Sama halnya beberpa kader partai politik yang terjerat kasus korupsi dan terlibat dalam perbuatan melawan hukum.
2. Saut Sitomorang Benar, Ini Daftar Kejahatan Mantan Aktivis HMI yang Berubah Wujud Menjadi Koruptorsaurus
HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang berkiblat pada keagamaan Islam. Dengan peristiwa anarkis siang tadi yang merusak aset negara, mereka justru tak menunjukan kaidah-kaidah dan kiblat dalam ajaran agama Islam yang menentang prilaku anarkis.
Bahkan, Mawalu menjabarkan ada banyak nama politikus mantan aktivis HMI yang terlibat kasus korupsi. Nama-nama tersebut adalah; Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Akbar Tanjung, Bustanul Arifin, Beddu Amang, Wa Ode Nurhayati, dan Zulkarnaen Djabbar.
3. 'Ketidaksadaran' Saut Situmorang
Menurut Taufiq, yang diucapkan oleh Saut ini adalah sebuah spontanitas yang tidak berdasarkan kesadaran. Hal ini disebut automatic by acting the repetition (menjadi otomatis karena dilakukan berulang-ulang).
Automatic by acting the repetitionini merupakan cara pembentukan kebiasaan manusia yang oleh para psikolog disebut habit loop.Untuk terbentuknya habitini, maka dibutuhkan 3 komponen penting: tanda atau isyarat (cue), pengulangan (routine) dan pengimbalan atau hadiah (reward).
Spontanitas atau ‘ketidaksadaran’ dalam berucap atau berperilaku (beberapa buku teks sering mengistilahkan heuristik), terjadi karena 3 komponen itu berlangsung terus menerus.
Oleh karena itu, Taufiq menganggap bahwa ada kemungkinan ucapan yang dilontarkan oleh Saut Situmorang ini adalah ucapan yang sering diulang-ulang dalam pikirannya.
Untuk analisis lebih lengkap, Anda bisa membaca artikel karya Taufiq ini.
4. Ketika kosa kata "Oknum" Dilupakan Pak Saut Situmorang
Itulah yang dikatakan Thamrin Dahlan dalam ulasannya. Ia menilai bahwa Saut Situmorang adalah salah satu korban perilaku generalisasi ini. Pendapat menyamaratakan tabiat satu orang menjadi tabiat komunitas sungguh kesalahan yang fatal. Apalagi beliau adalah salah satu pimpinan KPK.
Satu hal yang paling penting yang dilupakan Saut adalah kata "oknum." Tidak boleh sembarangan menyamaratakan sesuatu peristiwa atau orang pada kejadian faktual. Pasti banyak orang, komunitas dan institusi yang merasa terganggu kredibilitas karena menyangkut pelecehan nama baik. Oleh karena itu harus hati hati ketika menggunakan pernyataan yang men generalisir satu perbuatan jahat.
Pernyataan yang mengeneralisir satu perbuatan pasti akan menyinggung kewibawan institusi, profesi atau komunitas. Maka gunakanlah kata sakti OKNUM maka anda akan terhindar dari hujatan .
5. HMI vs KPK? Saut Situmorang Tidak Salah
Kompasianer Suci Handayani Harjono menilai bahwa kegusaran massa tersebut adalah wajar, namun tidak dengan bereaksi anarkistis dan melempari gedung KPK. Massa HMI yang merupakan mahasiswa adalah agen perubahan, anak muda yang membawa harapan besar bangsa.
Masih ada cara santun yang bisa dilakukan dan mengundang simpati. Misalnya dengan melakukan aksi damai dan mengajak Saut untuk berdialog. Anggap saja apa yang disampaikan Saut Situmorang menjadi sebuah sentilan kecil agar HMI bisa menjadi lebih baik dan anggotanya dipercaya untuk mengemban amanah. (YUD)