Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Inilah Artikel Kompasianer Terpopuler di Facebook April 2016

3 Mei 2016   10:47 Diperbarui: 3 Mei 2016   11:30 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menulis. Sumber: kupang.tribunnews.com

Bulan April telah berlalu. Beragam kegiatan dan aktivitas telah kita jalankan. Kompasianer juga menghadirkan banyak sekali artikel-artikel berkualitas ragam tema dan isu menarik yang diangkat. 

Ratusan artikel muncul di Kompasiana setiap harinya dan tentu saja artikel-artikel ini mendapatkan reaksi yang berbeda dari para pembaca. Ada yang mengatakan menarik, inspiratif, aktual, dll.

Artikel-artikel ini kemudian dibagikan oleh mereka di media sosial seperti Facebook dan Twitter, bahkan ada beberapa yang menjadi sangat viral.

Oleh karena itu kami menghimpun sebanyak 10 artikel yang memiliki tingkat popularitas dan reaksi paling tinggi yang ada di Facebook sebagai media sosial paling populer saat ini selama bulan April. Dan berikut ini adalah kesepuluh artikel tersebut.

#Peringkat10
Tangan Siapa yang Akan Menumpahkan Darah Kami, Pak?

102507420130918-110826780x390-jpg-57281cfc507a611705910d3e.jpg
102507420130918-110826780x390-jpg-57281cfc507a611705910d3e.jpg
Yusron Ihza Mahendra. megapolitan.kompas.com

Membaca cuitan dari Bapak Yusron Ihza Mahendra yang kala itu menjadi perbincangan, membuat Kompasianer Naftalia Kusumawardhani merasa terhenyak. Oleh karena itu tulisan ini dibuat dan ditujukan langsung kepada Yusron Ihza Mahendra.

Dalam artikelnya ini ia memberikan beberapa pertanyaan yang langsung ditujukan pada Yusron, perihal cuitannya yang menjadi perdebatan. Mulai dari peringatan, keluarga, hingga pertanggungjawaban pada Tuhan.

Artikel karya Naftalia ini mendapatkan 287 reaksi dan 283 pembagian (share) di Facebook.

#Peringkat9
Daffa, Runtuhnya Hegemoni Jalanan dan Lahirnya Calon Ketua KPK

daffa-57161c1e1d23bd1714753a4e-57281d29ec9673601aa4bc81.jpg
daffa-57161c1e1d23bd1714753a4e-57281d29ec9673601aa4bc81.jpg
Daffa, bocah cilik yang menghadang pemotor. Sumber: KOMPAS.com

Seorang anak bernama Daffa yang menghalau pengendara motor di trotoar menjadi viral di media sosial. Video tersebut menyebar dengan sangat cepat dan mengundang banyak komentar.

Ryo Kusumo tertarik menuangkannya dalam sebuah artikel. Dalam tulisannya ini, ia menghubungkan fenomena Daffa, hegemoni jalanan dan KPK.

Menurutnya, motor bisa disebut sebagai King of The Road karena sangat powerful sebagai lambang kejantanan dan untuk menghindari kemacetan ibu kota. Namun, pengendara motor makin sewenang-wenang. Dan tindakan Daffa ini adalah hal yang patut diacungi jempol.

Apa hubungannya dengan KPK? Menurut Ryo, Daffa adalah kandidat kuat untuk calon ketua KPK periode 2042. Ia sudah mampu mengepruk para koruptor negeri ini di usia muda. Para pengendara motor sebenarnya melakukan korupsi yang lebih menakutkan dari para anggota dewan.

Jika anggota dewan hanya berani korupsi di belakang, maka pengendara motor ini bahkan berani korupsi di depan penegak hukum. Seperti dengan mengambil trotoar sebagai jalur mereka.

Artikel ini mendapatkan sebanyak 323 reaksi dan 74 pembagian di Facebook.

#Peringkat8
Jokowi Datang, Aktivitas di Kawasan Wisata Danau Toba Menggeliat

2340396pulau-samosir780x390-57281d6dec9673ee1aa4bc6c.jpg
2340396pulau-samosir780x390-57281d6dec9673ee1aa4bc6c.jpg
Danau Toba yang digenjot kekayaan wisatanya. Kompas.com

Sejak Kedatangan Jokowi meninjau kawasan Danau Toba tanggal 1 Maret 2016, aktivitas di kawasan Danau Toba langsung menggeliat. Tapanuli Utara, kabupaten yang menjadi pintu gerbang kawasan Danau Toba berbenah untuk menyongsong perubahan yang diembuskan oleh Presiden Jokowi.Seperti itulah kondisi yang digambarkan Thomsom Cyrus dalam ulasannya.

Kawasan Danau Toba sejatinya adalah kawasan yang sudah lama mati suri sebagai tujuan wisata, setiap tahun hanya dikunjungi sekitar 180 ribu sampai 200 ribu orang saja, padahal potensinya sangat luar biasa.

Untuk membangkitkan kembali, Persiden Jokowi telah memberikan target hingga tahun 2019, kunjungan wisata ke Danau Toba harus lebih dari satu juta orang setiap tahun. Bukan pekerjaan mudah memang, tetapi potensinya malah jauh di atas target itu.

Ada berbagai lokasi dan kegiatan di sekitar Danau Toba yang potensial untuk menjadi objek wisata Internasional dan potensi inilah yang digenjot pemerintah untuk meningkatkan devisa negara.

Bahkan menurut Thomson, geliat perkembangan ini semakin santer telihat. Contohnya saja di salah satu restoran pinggiran Danau Toba yang mulai ramai dikunjungi meski bukan pada akhir pekan. Potensi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif juga pada masyarakat sekitar.

Artikel ini mendapatkan 332 reaksi dan 78 pembagian di Facebook.

#Peringkat7
#BahagiaDiRumah Merantau Membuatku Semakin Mengerti Arti Keluarga

img-20150913-112444-56ff45417797738f048b456b-56fff221747a61560bc8e949-57281db32423bdff04568fd5.jpg
img-20150913-112444-56ff45417797738f048b456b-56fff221747a61560bc8e949-57281db32423bdff04568fd5.jpg
Keluarga. Dokpri Kompasianer Luana Yunaneva

Luana Yunaneva mengatakan bahwa ia dalam setahun terakhir ini memiliki hobi baru. Yaitu hunting tiket. Ya, berkarir di luar daerah dan jauh dari keluarga ternyata tidak menghilangkan naluri seorang anak yang rindu akan keluarganya.

Ini bukan cerita pertama ia merantau. Sejak kuliah ia sudah jauh dari keluarga. Padahal sebenarnya, tidak ada aktivitas istimewa ketika pulang ke kampung halaman. Namun ada beberapa hal yang membuatnya tetap rindu dan menikmati rumah.

Pertama adalah melihat senyum keluarga ketika tiba di rumah. Kedua, makan bersama adalah momen yang sangat dinantikan. Ketiga, berbelanja bersama orang tua dan diskusi dengan keluarga. Keempat, makan masakan orang tua yang selalu terasa enak.

Merantau dan hidup jauh dari keluarga memang sebuah pilihan. setidaknya untuk saat ini tapi entah untuk masa yang akan datang. Pilihan ini tidak akan membuat Luana menyesal karena dari sinilah ia belajar tentang kehidupan.

Tulisan ini mendapatkan 345 reaksi dan 77 pembagian.

#Peringkat6
Yusril Bakal Calon Pahlawan Luar Batang

yusril-ihza-mahendra-20160406-091422-57281de6599373f10429ef1a.jpg
yusril-ihza-mahendra-20160406-091422-57281de6599373f10429ef1a.jpg
Yusril Ihza Mahendra.  Sumber: tribunnews.com

Yusril Ihza Mahendra pakar hukum dan pengacara hebat kali ini tidak main-main untuk ikut pemilihan gubernur DKI 2017. Banyak prestasi mengagumkan telah dibuat Yusril yang mengharumkan namanya di bidang politik dan hukum. Hal ini membuat lawan politik dan hukum "ketakutan" melawan dia. Itulah yang ditulis Pebrianov dalam ulasannya.

Pada bulan Mei 2016 nanti Pemprov DKI akan merelokasi penduduk Kampung Luar Batang Penjaringan, Jakarta Utara. Tentu saja hal itu ditentang warga dan sejumlah pihak. Mereka akan melawan penggusuran dan relokasi itu.

Untuk itu, warga meminta Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum mereka. Yusril mau jadi pembela hukum karena idealismenya selaku pengacara dan rasa empati kepada nasib warga Luar Batang. Sosok seperti inilah yang dinanti-nanti warga untuk jadi pemimpin hebat mereka.

Yusril bahkan berani menantang Ahok atau Pemprov DKI untuk menunjukkan bukti hukum, yakni sertifikat hak milik dan bukti bahwa Kampung Luar Batang adalah aset Pemerintah DKI.

Melihat prestasi Yusril dalam bidang hukum kemungkin besar Ahok kalah. Bila Yusril menang, maka dia akan jadi pahlawan warga Luar Batang.

Adalah suatu yang langka dan membanggakan banyak pihak bila seorang Pahlawan mengikuti pemilihan Gubernur. Bukan jamannya lagi memangku jabatan gubernur dengan bekerja transparan, berani tegas, penuh kejujuran dan inovasi untuk kemudian jadi Pahlawan bagi masyarakat.

Tulisan ini mendapat reaksi sebanyak 372 dan 77 pembagian di media sosial Facebook.

#Peringkat5
Usai Dipecat, Fahri Meratapi Kursi atau Rakyat?

215706820150914-163455780x390-57281e0ff67a6190061d967d.jpg
215706820150914-163455780x390-57281e0ff67a6190061d967d.jpg
Fahri Hamzah. Sumber: megapolitan.kompas.com

Ada kegelisahan kuat yang saya simak dari isi Twitter Fahri Hamzah beberapa hari ini. Ada gelagat tidak beres, begitu firasat dari Kompasianer Zulfikar Akbar. Kemudian hanya dalam  hitungan hari, gelagat itu menguat dan Fahri dipecat.

Ya, PKS tentu saja memiliki alasan kuat saat mengambil sebuah keputusan. Hal itu juga mereka beberkan kepada insan media, dan dibaca oleh sebagian rakyat, dan juga kader-kader mereka sendiri.

Fahri meradang. Ia merasa dipermalukan setelah sekian lama ia ekstase di posisi sebagai wakil rakyat. Alhasil, ia pun melakukan berbagai macam cara untuk melawan. Dari mengungkit apa saja jasa-jasanya yang dirasakan olehnya telah dikubur, ia bangkitkan dari liang lahat.

Zulfikar melihat, ada semacam rintihan yang mirip dengan ratapan seorang istri yang merasa ditelantarkan begitu saja. Namun ini hanya sekadar wakil rakyat. Terpilih untuk bisa berada di Senayan karena memang dipercayakan rakyat.

Menurut ZUlfikar, jika selama ini merasa terhormat karena menjadi wakil rakyat, seharusnya Fahri tidak perlu merasa tidak terhormat ketika tidak lagi menjabat. Terkadang berdiri bersama rakyat di samping rakyat bisa jauh lebih terhormat dari pada di atas rakyat.

Artikel karya Zulfikar ini mendapat 373 reaksi dan 79 pembagian oleh para pengguna Facebook.

#Peringkat4
Pisau Bedah Jakarta Baru Memperlihatkan Indonesia yang Sebenarnya

hasil-quick-count-kompas-dan-jsi-jokowi-ahok-unggul-57281e523fafbdc306ea92b5.jpg
hasil-quick-count-kompas-dan-jsi-jokowi-ahok-unggul-57281e523fafbdc306ea92b5.jpg
Jokowi dan Ahok ketika menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Kompas.com

Sejak Jokowi-Ahok menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur, politik Indonesia tidak sama lagi. Ditunjang dengan booming-nya media sosial, percepatan virus perubahan tidak bisa dihindarkan. Dan tren ini tidak menjadi turun, bahkan menjadi semakin kencang setelah “pindahnya” Jokowi ke Jalan Merdeka (menjadi RI1).

Dan menurut Hanny Setiawan ketika Jokowi-Ahok menjadi satu paket, kegaduhan hanya memiliki satu sumber. Tapi setelah mereka “berpisah”, ternyata keduanya menjadi dua sumber kegaduhan.

Jokowi "gaduh" dengan berbagai kebijakannya dan Ahok mencapai puncaknya karena Pilkada 2017. Kegaduhan-kegaduhan itu muncul karena Jokowi-Ahok MEMBUKA semua permasalahan ke publik. Istilahnya politik panggung.

Mereka membuat panggung, dan semua yang bermain dipersilakan ada di atas panggung, dan biarlah rakyat yang akhirnya melihat sendiri kebenarannya.

Menurut Hanny, kebenaran yang memerdekakan adalah sebuah konsep revolusi mental yang harus terus kita pegang. Menyebar kebohongan karena kebencian pada akhirnya akan terbuka juga. Karena kebenaran pasti menang dan tidak bisa ditutupi.

Komposisi keduanya tepat untuk melakukan perubahan sekaligus menjaga stabilitas. Dan terbukti. Setelah 4 tahun, Indonesia Baru semakin nampak dan terlihat. Pemimpin-pemimpin baru mulai bermunculan, nilai-nilai baru mulai menjadi standar.

Ulasan ini mendapatkan 431 reaksi dan 116 pembagian.

#Peringkat3
Akhirnya Esia Tamat Juga!

2710esia-57281e9a599373f50429ef0e.jpg
2710esia-57281e9a599373f50429ef0e.jpg
Bakrie Telecom, Esia. Sumber: tribunnews.com

Sebulan belakangan ini, handphone Esia milik Dian Kelana tidak bisa lagi digunakan. Awalnya ia mengira handphone ini rusak. Namun setelah mencoba dengan HP lain sama saja. Tidak ada sinyal pada dua ponsel tersebut.

Rontoknya satu persatu kerajaan bisnis Aburizal Bakri bagaikan menunggu meledaknya bom waktu. Dan kini salah satu di antara mata rantai bisnis Group Bakri itu yaitu Bakrie Telecom, menemui ajalnya.

Sistem pemasaran yang sederhana dan tidak menuntut macam-macam, membuat Ratelindo-bisnis telepon selain Telkom-saat itu sempat mengguncang Telkom, hanya karena daerah operasinya yang masih terbataslah yang membuat Telkom tidak sampai kolaps.

Dian telah menikmati layanan ini bahkan ketika Ratelindo berganti nama menjadi Esia. Menurut pengalamannya, operator seluler CDMA ini kala itu memberikan komunikasi internet yang cukup lancar dibandingkan kompetitornya.

Terakhir Dian menerima tagihan adalah pada bulan Januari 2016, setelah itu tidak pernah lagi.

Artikel tentang kematian Esia ini mendapatkan 514 reaksi dan 420 pembagian.

#Peringkat2
Antusias Warga Belanda Menyambut Kedatangan Presiden

jokowi-1-571b1b3f93fdfd0c059263e8-57281ec45a7b61650e9fc49f.jpg
jokowi-1-571b1b3f93fdfd0c059263e8-57281ec45a7b61650e9fc49f.jpg
Kedatangan Jokowi ke Belanda. Dokumentasi Kompasianer Yuliana Agatha

Kamis 21 April adalah hari yang bersejarah bagi warga Indonesia yang berdomisili di Belanda, juga bagi negara Belanda sendiri karena sudah hampir 16 tahun Presiden Indonesia tidak pernah mengunjungi Belanda. Namun kemarin, tepatnya Hari Kamis 21 April menjadi hari yang sangat berharga bagi semua WNI di Negeri Kincir Angin tersebut.

Yuliana Aghata menceritakan bagaiamana riuhnya ketika Presiden Joko Widodo hadir di Belanda. Antusiasme warga Indonesia yang ada di Belanda sangat luar biasa. Presiden disambut dengan gegap gempita oleh WNI di sana.

Ada WNI yang berdomisili di luar Den Haag menyempatkan diri untuk datang bahkan sehari sebelumnya, tentu demi bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun ketika itu jadwal kedatangan Presiden terlihat sangat dirahasiakan.

Dalam udara yang dingin seluruh warga setia menunggu kedatangan beliau. Namun sayangnya rombongan malah kecolongan karena menurut berita, Jokowi sudah berada di Rotterdam. Akhirnya rombongan membubarkan diri.

Kisah menarik ini mendapatkan 1.028 reaksi dan 75 pembagian dari pengguna Facebook.

#Peringkat1
Ahok di Atas Angin, Polemik Reklamasi Selesai, Niat Jahat Sumber Waras Terbongkar

1605455031634320130828-150506780x390780x390-jpg-57281f25507a613505910d47.jpg
1605455031634320130828-150506780x390780x390-jpg-57281f25507a613505910d47.jpg
Basuki Tjahaja Purnama. megapolitan.kompas.com

Polemik sengit reklamasi Teluk Jakarta akhirnya selesai. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, menghentikan sementara (moratorium) reklamasi Teluk Jakarta. Keputusan itu diambil dalam pertemuan bersama Menko Kemaritiman, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Menteri KKP.

Lantas apa sebenarnya esensi moratorium tersebut? Kompasianer Asaaro Lahagu kemudian menjelaskannya dalam artikel ini.

Pertama, semua bentuk pembangunan proyek reklamasi Teluk Jakarta jelas dihentikan sementara sampai semua persyaratan, undang-undang dan peraturan dipenuhi.

Kedua, pasca moratorium tersebut, maka posisi Ahok di atas angin. Ahok akan bebas dari segala sasaran kontroversi reklamasi Teluk Jakarta.

Ketiga, pemerintah pusat yang berkepentingan dengan reklamasi Jakarta Utara sepakat menyatakan bahwa reklamasi bukanlah hal yang salah.

Keempat, bagian akhir dari polemik reklamasi itu adalah pengusutan sampai tuntas kasus suap yang melibatkan anggota DPRD dari Gerindra, Muhammad Sanusi dan Presdir Agung Podomoro, Ariesman Widjaja.

Kemudian soal Sumber Waras dan BPK, menurut Asaaro, publik sekarang semakin tidak percaya akan hasil audit yang dilakukan oleh BPK.

Alasannya, Kepala BPK DKI, Efdinal, yang menjadi biang kerok polemik Sumber Waras itu telah ketahuan konflik kepentingannya. Ia terbukti beberapa kali menawarkan  lahan sengketa TPU di Jakarta Timur untuk dijual kepada Pemrov, namun ditolak oleh Ahok

Fakta-fakta kebenaran yang selama ini disembunyikan BPK, kini semakin terkuak di hadapan publik. Fakta-fakta itu terlihat mengamini perkataan berani Ahok yang mengatakan bahwa jagoan akan menang di akhir laga.

Ulasan ini mendapatkan 1.689 reaksi dan 1.640 pembagian di Facebook.

---

Itulah 10 artikel Kompasianer paling populer selama bulan April lalu. Seluruh data berasal dari tim social media Kompasiana. Peringkat ditentukan berdasarkan banyaknya reaksi yang didapat. Peringkat ini akan rutin dipublikasikan pada akhir bulan atau awal bulan untuk mengulas beberapa artikel Kompasianer yang paling populer di media sosial Facebook. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun