Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Inilah Artikel Kompasianer Terpopuler di Facebook April 2016

3 Mei 2016   10:47 Diperbarui: 3 Mei 2016   11:30 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hasil-quick-count-kompas-dan-jsi-jokowi-ahok-unggul-57281e523fafbdc306ea92b5.jpg
hasil-quick-count-kompas-dan-jsi-jokowi-ahok-unggul-57281e523fafbdc306ea92b5.jpg
Jokowi dan Ahok ketika menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Kompas.com

Sejak Jokowi-Ahok menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur, politik Indonesia tidak sama lagi. Ditunjang dengan booming-nya media sosial, percepatan virus perubahan tidak bisa dihindarkan. Dan tren ini tidak menjadi turun, bahkan menjadi semakin kencang setelah “pindahnya” Jokowi ke Jalan Merdeka (menjadi RI1).

Dan menurut Hanny Setiawan ketika Jokowi-Ahok menjadi satu paket, kegaduhan hanya memiliki satu sumber. Tapi setelah mereka “berpisah”, ternyata keduanya menjadi dua sumber kegaduhan.

Jokowi "gaduh" dengan berbagai kebijakannya dan Ahok mencapai puncaknya karena Pilkada 2017. Kegaduhan-kegaduhan itu muncul karena Jokowi-Ahok MEMBUKA semua permasalahan ke publik. Istilahnya politik panggung.

Mereka membuat panggung, dan semua yang bermain dipersilakan ada di atas panggung, dan biarlah rakyat yang akhirnya melihat sendiri kebenarannya.

Menurut Hanny, kebenaran yang memerdekakan adalah sebuah konsep revolusi mental yang harus terus kita pegang. Menyebar kebohongan karena kebencian pada akhirnya akan terbuka juga. Karena kebenaran pasti menang dan tidak bisa ditutupi.

Komposisi keduanya tepat untuk melakukan perubahan sekaligus menjaga stabilitas. Dan terbukti. Setelah 4 tahun, Indonesia Baru semakin nampak dan terlihat. Pemimpin-pemimpin baru mulai bermunculan, nilai-nilai baru mulai menjadi standar.

Ulasan ini mendapatkan 431 reaksi dan 116 pembagian.

#Peringkat3
Akhirnya Esia Tamat Juga!

2710esia-57281e9a599373f50429ef0e.jpg
2710esia-57281e9a599373f50429ef0e.jpg
Bakrie Telecom, Esia. Sumber: tribunnews.com

Sebulan belakangan ini, handphone Esia milik Dian Kelana tidak bisa lagi digunakan. Awalnya ia mengira handphone ini rusak. Namun setelah mencoba dengan HP lain sama saja. Tidak ada sinyal pada dua ponsel tersebut.

Rontoknya satu persatu kerajaan bisnis Aburizal Bakri bagaikan menunggu meledaknya bom waktu. Dan kini salah satu di antara mata rantai bisnis Group Bakri itu yaitu Bakrie Telecom, menemui ajalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun