Berdasarkan data, Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar ke dua di dunia. Lalu apa harus bangga dengan prestasi itu? Coba sekali-sekali lakukan percobaan dengan meletakkan gelas plastik bekas minuman. Apakah ada manusia yang sadar untuk membuang gelas plastik tersebut pada tempatnya?
Banyak jenis tempat sampah di Indonesia, tapi perlu diingat bahwa hampir keseluruhannya di dalam tempat sampah yang katanya organik dan anorganik atau plastik, kaca, kertas itu, ternyata isinya sama.
Tidak ada sampah yang benar-benar dimasukkan ke tempat yang seharusnya. Bahkan ketika sudah kita masukan ke tempat yang seharusnya pun, ada-ada saja yang kemudian mencampurkannya lagi.
Dan pada akhirnya gerakan yang kita lakukan tersebut hanya bisa menyelamatkan estetika. Padahal yang sedang kita coba selamatkan adalah “Lingkungan”. Lalu apakah kita telah benar memaknai Hari Bumi dengan tindakan yang nyata dan berkelanjutan?
4. Hari Bumi, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Bumi?
Bumi telah menyediakan beigut melimpah bagi kita, air, tanah, dan semua yang menyangga hidup. Tulis Susy Haryawan dalam artikelnya.
Semua itu diberikan alam tanpa adanya imbalan dari kita sebagai manusia. Namun tentu saja seharusnya ada tindakan-tindakan meskipun kecil yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga Bumi yang kita diami ini.
Pertama, manual versus listrik. Saat ini lebih banyak orang yang mengandalkan listrik. Contohnya hampir semua memilih pakai pompa air dan hampir tidak ada lagi yang menimba. Padahal dengan menimba, kita bisa tahu kondisi sumur secara baik sekaligus olah raga.
Kedua, lingkungan penuh dengan beton semen dan aspal. Sebenarnya bisa dilakukan kombinasi dengan tanaman. Contohnya di kota besar untuk keamanan bisa digunakan kombinasi tembok dan tanaman.
Ketiga, lebih memilih angkutan umum dari pada kendaraan pribadi. Selain pemborosan BBM, pencemaran udara juga lebih besar.
Keempat, tidak menggunakan pendingin udara. Lebih baik membuka jendela jika ruangan terasa gerah. Tentunya selain lebih hemat juga bisa menyehatkan.