Panama Papers adalah mahakarya ilusi. Ilusi yang begitu sempurna, begitu besar, yang mengambil alih sistem logika jutaan manusia, yang menghapus prinsip dasar keilmuan yakni skeptisme. Hakiki grafitasi tak akan ditemukan jika Newton tidak skeptis mempertanyakan penyebab kejatuhan si buah apel.
Ilusionis, menurut Dasanovi Gultom akan memberikan penikmatnya secuil perspektif kebenaran, dan kemudian mengubahnya menjadi mahakarya tipuan setelah mengambil alih logika dan cara berpikir audiens. Layaknya Wikileaks.
Panama Papers menjadi satu mahakarya ilusi bahkan jauh melampaui Wikileaks. Ini adalah sebuah karya apik dengan rencana sangat matang. Bayangkan saja informasi tersebut telah ada setahun di media jerman dengan jumlah dokumen yang mencengangkan, 11,5 juta dokumen.
Ilusi Panama Papers hanya ada satu solusi, yakni memberikan sepenuhnya aparat hukum untuk melakukan pembuktian indikasi yang mengarah kejahatan perusahaan offshore.
Perlu dicatat, sebelumnya pemerintah Indonesia telah menyatakan akan mengejar potensi pajak yang hilang di mancanegara, jadi pemerintah sudah miliki beberapa nama berdasarkan telaah undang-undang, bukannya atas dasar data Panama papers. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H