Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zaskia Gotik Menjadi Duta Pancasila, Pantaskah?

20 April 2016   10:16 Diperbarui: 20 April 2016   10:27 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Zaskia Gotik didaulat menjadi Duta Pancasila. nur ichsan/warta kota"][/caption]Belum lama ini pedangdut Surkianih atau Zaskia Gotik tersandung masalah. Ia dilaporkan kepada pihak Kepolisian karena dianggap telah melecehkan lambang negara.

Laporan ini bukan tanpa dasar. Ketika itu Zaskia tengah mengisi acara di sebuah stasiun televisi swasta bersama beberapa rekan selebriti lainnya.

Ia terlibat dalam sebuah skenario kuis bertema "cerdas cermat." Dalam kuis ini, Zaskia mendapat dua pertanyaan "Kapan proklamasi dikumandangkan" dan "Apa lambang dari sila ke lima Pancasila."

Dengan tujuan melucu Zaskia menjawab "31 Agustus" dan "Bebek nungging." Inilah yang menjadi pemicu kemarahan beberapa pihak yang menganggap Zaskia telah melecehkan lambang negara.

Namun di lain pihak, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan "hukuman" yang berbeda untuk Zaskia yaitu dengan mendaulat Zaskia sebagai Duta Pancasila.

Menurut Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Kadir Karding, penunjukan Zaskia Gotik sebagai Duta Pancasila bukanlah satu bentuk apresiasi. PKB ingin menghukum Zaskia tapi bukan dengan cara mengucilkan.

"Ketika Zaskia dengan latar belakang lulusan SD sibuk menghidupi keluarganya dan tidak mengenyam sekolah lalu tidak paham Pancasila, itu hal yang wajar," kata Karding dikutip dari Kompas.com.

Pro kontra soal penunjukkan Duta Pancasila pada Zaskia kemudian bermunculan. Banyak pihak yang menanggap gelar ini tidak pantas disematkan pada Zaskia, namun tidak sedikit pula yang membolehkan.

Kompasiana juga kemudian tertarik untuk mengangkat isu ini dalam sajian Pro Kontra. Kompasiana melontarkan sebuah pernyataan bahwa "Zaskia Gotik Pantas jadi Duta Pancasila" dan hasilnya sebanyak 2 Kompasianer menyatakan setuju (Pro) dengan pernyataan ini dan 5 Kompasianer lainnya menyatakan tidak setuju (Kontra).

Kompasianer Tamita Wibisono yang bersikap Pro mengatakan bahwa siapapun sangat berhak untuk menjadi Duta Pancasila. Menurutnya, Pancasila adalah milik semua orang seperti tertuang dalam sila ke lima, Pancasila juga tidak membeda-bedakan golongan untuk memahami, menghayati dan menerapkan apa saja yang terkandung di dalamnya.

"Tentu saja pengusung Duta Pancasila harus turut serta mendampingi Zaskia Gotik agar dalam menjadi Duta Pancasila memperhatikan gaya dan cara dia berbicara," tulis Tamita.

"Salah satunya mengubah kebiasaan menyebut diri sendiri dengan Eneng atau neng menjadi saya," lanjutnya.

Tamita juga menegaskan bahwa satu hal yang tidak kalah penting adalah isi atau konten pembicaraan yang dilakukan. Membicarakan Pancasila harus dibedakan dengan membaca naskah saat menjadi host acara televisi atau ketika sedang menyanyi. Hal sederhana lainnya yang disoroti Tamita adalah gaya berbusana Zaskia yang harus diubah.

"Tampil lebih sederhana ketika sedang berbicara tentang Pancasila adalah bagian dai pengamalan Pancasila itu sendiri. Duta tidak sekadar etalase, melainkan juga harus bisa jadi cerminan dari Pancasila itu sendiri," ungkap Tamita.

Kompasianer Hasim Adnan juga memiliki pandangan serupa. Menurutnya, apa yang dilakukan PKB adalah bagian dari cara bagaimana mendidik orang agar berubah ke arah yang lebih baik.

"Zaskia sudah mendapat hukuman dari publik, baik yang ada di dunia maya maupun di dunia nyata. Dia sudan meminta maaf dan menyadari ketidaktahuan dan kekhilafannya. Soal pantas dan tidak pantasnya sangat bergantung dari cara pandang kita terhadap suatu perkara," tulis Hasim.

Namun tentu saja hal yang menjadi perbincangan hangat ini tidak lepas dari penilaian negatif. Bahkan, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan bahwa seharusnya penobatan Zaskia sebagai Duta Pancasila harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

Dikutip dari Antara, Mahyudin mengatakan bahwa harus diteliti terlebih dahulu apakah pelecehan terhadap Pancasila yang dilakukan ada unsur kesengajaan atau tidak. Selain itu, ia juga mempertanyakan apakah Zaskia Gotik merupakan satu satunya tokoh populer yang layak menyandang status ini.

"Jikas masih ada yang lain yang lebih layak, kenapa tidak." ujar Mahyudin dikutip dari Antara.

Senada dengan Wakil Ketua MPR RI, Kompasianer juga angkat bicara. Salah satunya adalah Alfendra Maghasta yang mengungkapkan ketidaksetujuannya atas pemberian gelar ini. Menurut Alfendra, jika semua orang yang menghina Pancaslia dijadikan duta, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang mempelajari nilai-nilai Pancasila bertahun tahun.

Bukan hanya Alfendra, Kompasianer Rizky C. Saragih mengemukakan pendapat serupa.

"No Offense, tapi saya rasa masih ada publik figur lain yang lebih cocok untuk jadi Duta Pancasila. Inget lho ini PANCASILA," tulis Rizky pada kolom Kontra.

Dalam kasus pelecehan lambang negara ini, Zaskia berdalih bahwa ia tidak mengenyam pendidikan yang cukup untuk memahami nilai-nilai Pancasila. Ia mengatakan dirinya hanyalah lulusan Sekolah Dasar (SD) yang tidak begitu paham tentang arti dan seluk beluk Pancasila.

Melihat alasan ini, Vivi Hotmiani Sidauruk mengatakan bahwa alasan yang dikemukakan tidaklah tepat. Menurutnya, ada kejanggalan jika mengatakan lulusan SD tidaklah belajar Pancasila, baik untuk lambang dan makna atau aspek lainnya.

"Jujur, miris dengan gelar yang diberikan kepada Zaskia. Dengan alasan apa saya tidak tahu kenapa dia harus jadi Duta Pancasila," tulis Vivi.

"Lalu apakabar dengan orang-orang yang korupsi, gelar duta apa yang akan diberikan pada mereka?" lanjut Vivi.

Memang terlepas dari Pro Kontra permasalahan ini, sudah selayaknya setiap warga negara dapat mengamalkan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila. Sudah seharusnya setiap warga negara memahami apa yang menjadi lambang dan dasar negara kita ini. Namun pemerintah juga seharusnya dapat memastikan apakah setiap warga negara mendapatkan pendidikan Pancasila yang layak sehingga dapat mengimplementasikan dan mengamalkann dalam kehidupan sehari-hari. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun