"Salah satunya mengubah kebiasaan menyebut diri sendiri dengan Eneng atau neng menjadi saya," lanjutnya.
Tamita juga menegaskan bahwa satu hal yang tidak kalah penting adalah isi atau konten pembicaraan yang dilakukan. Membicarakan Pancasila harus dibedakan dengan membaca naskah saat menjadi host acara televisi atau ketika sedang menyanyi. Hal sederhana lainnya yang disoroti Tamita adalah gaya berbusana Zaskia yang harus diubah.
"Tampil lebih sederhana ketika sedang berbicara tentang Pancasila adalah bagian dai pengamalan Pancasila itu sendiri. Duta tidak sekadar etalase, melainkan juga harus bisa jadi cerminan dari Pancasila itu sendiri," ungkap Tamita.
Kompasianer Hasim Adnan juga memiliki pandangan serupa. Menurutnya, apa yang dilakukan PKB adalah bagian dari cara bagaimana mendidik orang agar berubah ke arah yang lebih baik.
"Zaskia sudah mendapat hukuman dari publik, baik yang ada di dunia maya maupun di dunia nyata. Dia sudan meminta maaf dan menyadari ketidaktahuan dan kekhilafannya. Soal pantas dan tidak pantasnya sangat bergantung dari cara pandang kita terhadap suatu perkara," tulis Hasim.
Namun tentu saja hal yang menjadi perbincangan hangat ini tidak lepas dari penilaian negatif. Bahkan, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan bahwa seharusnya penobatan Zaskia sebagai Duta Pancasila harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
Dikutip dari Antara, Mahyudin mengatakan bahwa harus diteliti terlebih dahulu apakah pelecehan terhadap Pancasila yang dilakukan ada unsur kesengajaan atau tidak. Selain itu, ia juga mempertanyakan apakah Zaskia Gotik merupakan satu satunya tokoh populer yang layak menyandang status ini.
"Jikas masih ada yang lain yang lebih layak, kenapa tidak." ujar Mahyudin dikutip dari Antara.
Senada dengan Wakil Ketua MPR RI, Kompasianer juga angkat bicara. Salah satunya adalah Alfendra Maghasta yang mengungkapkan ketidaksetujuannya atas pemberian gelar ini. Menurut Alfendra, jika semua orang yang menghina Pancaslia dijadikan duta, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang mempelajari nilai-nilai Pancasila bertahun tahun.
Bukan hanya Alfendra, Kompasianer Rizky C. Saragih mengemukakan pendapat serupa.
"No Offense, tapi saya rasa masih ada publik figur lain yang lebih cocok untuk jadi Duta Pancasila. Inget lho ini PANCASILA," tulis Rizky pada kolom Kontra.