Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ucapan "Selamat Ulang Tahun" untuk (Pembekuan) PSSI

19 April 2016   12:50 Diperbarui: 19 April 2016   15:03 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alan Budiman menuliskan sepakbola Indonesia berjalan mundur tanpa adanya perbaikan sama sekali. Menteri-menteri sebelumnya tak pernah ada yang berani mengatur PSSI dan PSSI dengan arogannya mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh mengintervensi atau FIFA akan memberikan sanksi.

Namun kali ini berbeda. Era Jokowi ini zamannya bersih-bersih mafia di berbagai sektor, termasuk sepakbola. Menurut Alan, Menpora Imam Nahrawi mengambil keputusan yang sangat tepat. Keputusan ini sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia karena memberi harapan baru bagit terciptanya iklim sepakbola yang kondusif.

Menurut Alan, La Nyalla adalah pihak yang tidak paham kondisi. PSSI sudah mendapat surat teguran tiga kali tapi tidak pernah merespon. Laporan tentang bobroknya PSSI sudah menumpuk, sekarang giliran mengambil langkah tepat untuk memperbaiki semua sistemnya.

3. Menelisik Keputusan Menpora untuk PSSI

[caption caption="Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Sumber: bola.kompas.com"]

[/caption]Kondisi sepakbola nasional menuju titik nadir kelam. PSSI dibekukan dan aktivitas sepakbola Indonesia terhenti. Itulah yang dituliskan Daniel Oslanto dalam artikelnya. Ia mengulas soal PSSI yang mencoba berlindung di bawah hukum FIFA pada pasal 13 yang kira-kira berbunyi; setiap anggota memiliki kewajiban untuk mengatur urusan masing-masing secara independen dan tidak dipengaruhi oleh pihak ketiga.

Menurut Daniel, yang dilakukan Menpora adalah tidak memberikan izin legalitas terhadap organisasi bernama PSSI. Sebagai pemerintah yang menjalankan hukum dan perundang-undangan di Indonesia, Menpora berhak mengambil tindakan sanksi bagi organisasi yang tidak mau menaati hukum di Indonesia.

Memang secara implisit, menurut Daniel, Menpora tidak melanggar hukum FIFA ini karena Menpora sejatinya tidak "mengganggu urusan internal PSSI" dan Menpora hanya tidak mengakui PSSI sebagai organisasi yang legal.

Lantas soal turunnya hukuman dari FIFA, apakah Indonesia tidak akan bermain sepakbola? Tidak juga. Bukan karena adanya sanksi kemudian Indonesia tidak memiliki liga atau turnamen. Indonesia tetap bisa memiliki liga meski tidak diakui dunia internasional.

Semoga dengan pembekuan PSSI membuktikan bahwa sepakbola adalah milik seluruh masyarakat penikmat sepakbola.

4. Presiden PSSI Merana, Rakyatnya Ikut Turnamen Pemerintah

[caption caption="Trofi Piala Jenderal Sudirman Cup. Sumber: olahraga.kompas.com"]

[/caption]Beberapa bulan lalu, delegasi FIFA dan AFC berkunjung menemui Presiden Joko Widodo di Istana. Kunjungan itu menghasilkan dua kesepakatan penting yang berbeda natara pemerintah dan PSSI. Pertama saat bertemu pemerintah delegasi FIFA dan AFC itu setuju untuk membentuk adanya Tim Kecil. Sementara saat bertemu PSSI, delegasi FIFA & AfC itu juga setuju membentuk Komite Ad Hoc.

Menurut Hery Sofyan jika dicermati, keduanya memang memiliki tujuan yang sama yaitu menormalkan kondisi sepakbola nasional dari sanksi FIFA. Hanya saja keanggotaannya saja yang berbeda. Melihat prosesnya yang begitu lama tidak heran jika kemudian muncul kompetisi-kompetisi lokal untuk mengisi kekosongan liga.

Ada beberapa turnamen yang muncul untuk mengisi kekosongan ini diantaranya adalah Piala Kemerdekaan, Piala Presiden, dan Piala Jenderal Sudirman. Hery menyoroti soal penyelenggaraan turnamen ini yang cukup membantu kebingungan para pemain dan klub untuk mendapatkan penghasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun