[caption caption="PSSI dibekukan. Sumber: Tribunjabar"][/caption]Tepat hari ini induk sepakbola Indonesia, PSSI genap berusia 86 tahun. Hari jadi organisasi ini hanya selang beberapa hari dari "ulang tahun" pertama pembekuan PSSI.
Di hari jadinya yang ke 86 ini PSSI menyatakan ada yang berbeda dengan peringatan di hari ulang tahun sebelumnya. Tentu saja peringatan pada tahun ini PSSI berada dalam kondisi memprihatinkan.
Status pembekuan PSSI belum dicabut hingga saat ini. Sejak 17 April tahun lalu, Kemenpora masih bersikeras untuk tetap melakukan pelarangan terhadap aktivitas PSSI. Alhasil, FIFA juga akhirnya menjatuhkan sanksi pada 30 Mei 2015.
Kisruh antara Menpora dan PSSI adalah satu rangkaian panjang yang sangat menyakitkan dalam sejarah pesepakbolaan nasional. Kisruh itu kemudian mencapai puncaknya tahun lalu.
Sepakbola sebagai bahasa universal tentu seharusnya dapat menyuarakan keinginan rakyat sebuah bangsa. Kecintaan masyarakat Indonesia akan sepakbola kini terbentur pada konflik dua pemangku kepentingan tinggi ini.
Tentu saja di hari yang spesial ini, Kompasianer juga ingin memberikan kado spesial untuk PSSI. Dan inilah "Ucapan Selamat Ulang Tahun" dari Kompasianer untuk (Pembekuan) PSSI yang dirangkum sejak 2015 lalu.
1. PSSI Dibekukan, Kemenangan Sepak bola Indonesia!
[caption caption="Tepat hari ini PSSI berulangtahun yang ke 86. Sumber: bola.kompas.com"]
Kompasianer Radhea Heqamudisa melalui tulisannya mengatakan dukungannya pada Kemenpora atas pembekuan PSSI. Menurutnya, sejak awal berdiri, PSSI dipimpin oleh orang-orang politik yang berkhayal mampu menjadi pahlawan dalam perubahan sistem pesepakbolaan Indonesia.
Sayang ini hanya khayalan. Mereka tidak lepas dari kepentingan politik yang malah menjerumuskan sepakbola Indonesia untuk satu kepentingan tertentu.
Radeha juga menuliskan, PSSI kerap melakukan tindakan yang berbuntut pada protes besar-besaran para supporter. Contohnya adalah melenyapkan Persebaya (1927), Persibo Bojonegoro dan Persema Malang di kancah Liga Nasional. Maka pembekuan PSSI oleh Menpora adalah kemenangan bagi sepakbola Indonesia.
2. Menjawab Logika Jongkok PSSI dan La Nyalla
[caption caption="Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti. Sumber bola.kompas.com "]
Alan Budiman menuliskan sepakbola Indonesia berjalan mundur tanpa adanya perbaikan sama sekali. Menteri-menteri sebelumnya tak pernah ada yang berani mengatur PSSI dan PSSI dengan arogannya mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh mengintervensi atau FIFA akan memberikan sanksi.
Namun kali ini berbeda. Era Jokowi ini zamannya bersih-bersih mafia di berbagai sektor, termasuk sepakbola. Menurut Alan, Menpora Imam Nahrawi mengambil keputusan yang sangat tepat. Keputusan ini sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia karena memberi harapan baru bagit terciptanya iklim sepakbola yang kondusif.
Menurut Alan, La Nyalla adalah pihak yang tidak paham kondisi. PSSI sudah mendapat surat teguran tiga kali tapi tidak pernah merespon. Laporan tentang bobroknya PSSI sudah menumpuk, sekarang giliran mengambil langkah tepat untuk memperbaiki semua sistemnya.
3. Menelisik Keputusan Menpora untuk PSSI
[caption caption="Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Sumber: bola.kompas.com"]
Menurut Daniel, yang dilakukan Menpora adalah tidak memberikan izin legalitas terhadap organisasi bernama PSSI. Sebagai pemerintah yang menjalankan hukum dan perundang-undangan di Indonesia, Menpora berhak mengambil tindakan sanksi bagi organisasi yang tidak mau menaati hukum di Indonesia.
Memang secara implisit, menurut Daniel, Menpora tidak melanggar hukum FIFA ini karena Menpora sejatinya tidak "mengganggu urusan internal PSSI" dan Menpora hanya tidak mengakui PSSI sebagai organisasi yang legal.
Lantas soal turunnya hukuman dari FIFA, apakah Indonesia tidak akan bermain sepakbola? Tidak juga. Bukan karena adanya sanksi kemudian Indonesia tidak memiliki liga atau turnamen. Indonesia tetap bisa memiliki liga meski tidak diakui dunia internasional.
Semoga dengan pembekuan PSSI membuktikan bahwa sepakbola adalah milik seluruh masyarakat penikmat sepakbola.
4. Presiden PSSI Merana, Rakyatnya Ikut Turnamen Pemerintah
[caption caption="Trofi Piala Jenderal Sudirman Cup. Sumber: olahraga.kompas.com"]
Menurut Hery Sofyan jika dicermati, keduanya memang memiliki tujuan yang sama yaitu menormalkan kondisi sepakbola nasional dari sanksi FIFA. Hanya saja keanggotaannya saja yang berbeda. Melihat prosesnya yang begitu lama tidak heran jika kemudian muncul kompetisi-kompetisi lokal untuk mengisi kekosongan liga.
Ada beberapa turnamen yang muncul untuk mengisi kekosongan ini diantaranya adalah Piala Kemerdekaan, Piala Presiden, dan Piala Jenderal Sudirman. Hery menyoroti soal penyelenggaraan turnamen ini yang cukup membantu kebingungan para pemain dan klub untuk mendapatkan penghasilan.
Namun ia bercerita ada satu kesalahan yang dibuat PSSI yaitu ketika Presiden PSSI mengancam bahwa operator penyelenggara harus dari PT Liga Indonesia juga menyatakan bahwa klub tidak akan mengikuti turnamen tanpa rekomendasi PSSI.
Namun ini adalah sebuah blunder. Dan jika blunder ini kembali terjadi, maka dampaknya akan merugikan klub secara finansial.
5. Salah Melangkah, PSSI akan Binasa
[caption caption="SK pembekuan PSSI masih belum dicabut hingga saat ini. Sumber: bola.kompas.com"]
Sebenarnya kedua syarat yang dipatok Kemenpora untuk mencabut SK pembekuan PSSI ini bisa dibilang sangat standar jika dibandingkan ngototnya pemerintah dalam mereformasi PSSI.
Menurut Waldy, sebenarnya jika pemerintah hanya ingin memperjuangkan kedua hal di atas sepakbola Indonesia seharusnya tidak mati suri. Namun demikian kala itu PSSI tidak dengan cepat merespon syarat yang diberikan pemerintah tersebut dan akhirnya SK pembekuan belum dicabut hingga sekarang.
Di sidang PTUN, PSSI telah sebanyak 2 kali mengalahkan Kemenpora dan diabaikan FIFA. Namun tidak seharusnya PSS merasa menang atau jumawa. Karena sejatinya Kemenpora sudah menunjukkan bahwa pemerintah juga punya hak di sepakbola. Sekali salah melangkah, pemerintah sudah siap membinasakan PSSI.
---
Itulah beberapa tulisan dari Kompasianer soal kisruh PSSI dan Kemenpora sejak tahun lalu. Di hari ulang tahun PSSI ini semoga sepakbola Indonesia bisa menemukan titik cerah agar PSSI menjadi bersih dan tentu saja agar bisa kembali diakui di mata Internasional. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H