Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Pendapat Tentang Penyelenggaraan Ujian Nasional

19 April 2016   10:35 Diperbarui: 4 April 2017   16:24 7972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, kejujuran 100 persen menjadi salah satu tujuan yang harus dicapai. Ujian Nasional kali ini diharapkan menjadi salah satu sarana Revolusi Mental yang menjunjung tinggi integritas.

Revolusi Mental ini berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa. Berbagai penyakit bangsa harus dihilangkan seperti korupsi, suap menyuap, dll. Dan salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan tidak mencontek, menghilangkan plagiarisme, juga dengan memperlihatkan kejujuran di Ujian Nasional.

3. Kembalikan UN Sebagai Indikator Mutu, Bukan Syarat Kelulusan

UN seharusnya menjadi jembatan emas siswa untuk meningkatakn kompetensi. Itulah yang dikatakan MJK Riau. Ia menambahkan sejatinya, UN adalah jalan untuk meneguhkan komitmen untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sayangnya, UN kerap dilihat sebagai hal yang menakutkan sehingga jalan irasional sering diambil para siswa. Tidak sedikit siswa yang menempuh jalan gelap dengan cara jual beli kunci jawaban atau soal.

Bukan prestasi tinggi yang didapat dari kerja gotong-royong atau situasi kondisi pragmatis lainnya. Kejujuran adalah modal utama. Namun demikian perlu ada langkah terobosan untuk mempersiapkan mental para siswa dalam menghadapi Ujian Nasional.

Ada banyak usaha untuk persiapan ini seperti pendekatan pengembangan sekolah yang ramah anak, menghilangkan kekerasan di lingkungan sekolah, juga komitmen tinggi terhadap perhatian pada anak didik yang terus dikembangkan.

Kemudian yang paling penting adalah aturan. Aturan perlu diterjemahkan secara benar dan dilaksanakan untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan, bukan untuk menghantui masyarakat atau siswa. Maka sudah selayaknya aturan bisa mengembalikan UN sebagai indikator mutu, bukan syarat kelulusan siswa.

4. Ujian Nasional: Kita Terjajah Neoliberalisme!

[caption caption="Ilustrasi Ujian Nasional. Sumber: Tribunnews.com"]

[/caption]Satu artikel unik ditulis oleh Tomy Bawulang ia menghubungkan Ujian Nasional dengan konsep Neoliberalisme.

Ketika membicarakan Ujian Nasional mungkin tidak banyak yang tahu bahwa UN adalah wuud sistem pendidikan yang di bawah kendali kaum kapitalis neoliberal. UN adalah manifestasi dan bagian dari rezim High-Stakes Testing yang diselenggarakan untuk kepentingan akuntabilitas dan efisiensi.

Kedua prinsip ini (akuntabilitas dan efisiensi) sebenarnya adalah karakteristik dua korporasi managerialist yang berorientasi pada keuntungan. Dengan tujuan akhir adalah hitung-hitungan untung-rugi.

Sederhananya, ini adalah tuntutan pemilik modal terhadap yang berhutang agar yakin bahwa modal yang dipinjamkan ada hasilnya. Sehingga, mereka tetap mau berhutang karena dianggap satu-satunya jalan untuk memajukan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun