Sebagai warga DKI, Tjiptadinata memang merasa tidak efektif dalam pemberlakuan sistem 3in1 ini. Solusi lain perlu diberikan agar tidak lagi memproduksi joki-joki 3in1.
4. Menghapus 3 in 1 Lebih Tepat
[caption caption="Uji coba penghapusan 3in1 awal April lalu. Kompas/RADITYA HELABUMI"]
Lalu muncul pertanyaan sebenarnya apa konsekuensi dari dari wacana penghapusan sistem 3in1 ini? Tentu akan ada pihak yang mempertanyakan bagaimana nasib para joki yang tidak lagi memiliki lahan. Tapi tentu saja hal semacam ini terjadi dua pertentangan moralitas yang beradu, antara menyelamatkan anak dari eksploitasi dan tentu saja menghadirkan lahan untuk mendulang rupiah bagi para joki.
Memang, menghadirkan solusi untuk kondisi Jakarta yang carut marut diisi oleh ragam kepentingan pada akhirnya menjadikan problematika yang berputar layaknya lingkaran setan. Setiap solusi yang diberlakukan untuk memperbaiki kondisi Jakarta maka secara mutlak konsekuensi itu harus dijalani, termasuk menghapus sistem 3in1.
5. Ini yang Terjadi Jika 3 in 1 Ditiadakan
Satu tulisan menarik dibuat oleh Kompasianer Muthiah Alhasany. Menurutnya ia membenarkan perkataan Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan bahwa sistem 3in1 tidak dapat mengurangi kemacetan Ibu Kota. Namun di sisi lain, penghapusan 3in1 akan menghilangkan peluang para warga Jakarta untuk mendapat pundi-pundi rupiah. Lantas apakah yang terjadi jika sistem ini dihapuskan?
Menurut Muthiah setidaknya ada 6 akibat yang akan terjadi ketika pemerintah menghapus 3in1 secara permanen.
Pertama, jalanan akan menjadi lebih macet. Jika sistem ini ditiadakan, semakin banyak orang yang akan langsung menuju jalan-jalan utama seperti Sudirman, Gatot Subroto, atau MH Thamrin. Kedua, joki akan kehilangan pekerjaan.
Ketiga, bus Transjakarta akan semakin padat. Oleh karena itu pemerintah juga harus melakukan persiapan untuk menghadapi dampak ini. Keempat, angkot menjadi lebih leluasa.
Kelima, pembangunan MRT dan LRT harus dipercepat. Upaya untuk menarik penduduk agar tidak lagi membawa kendaraan pribadi salah satunya dengan menghadirkan angkutan umum yang nyaman dan cepat. Oleh karena itu pembangunan MRT dan LRT harus segera diselesaikan. Keenam, jalan berbayar harus disiapkan. Tentu saja hal ini untuk menghadapi penghapusan sistem 3in1 jika benar diberlakukan.
---
Itulah beberapa pendapat Kompasianer tentang wacana penghapusan sistem 3in1 secara permanen di Jakarta. Melalui percobaan yang telah dilakukan selama beberapa hari pada awal April ini, tentu kita mulai bisa menerka seperti apa kondisi jalanan Jakarta jika sistem ini benar-benar dihapuskan. Bagi Kompasianer yang masih memiliki opini tentang wacana ini, Anda bisa menyertakan label 3 in 1 dihapus pada artikel Anda. (YUD)