[caption caption="Ilustrasi Ahok dan Yusril. Sumber : Tribunnews.com"][/caption]Siang tadi Twitter menyuguhkantrending topic yang cukup menyita perhatian. Tagar #AhokTakLayakJadiGubernur mendapatkan peringkat tertinggi sebagai tema yang paling dibicarakan netizen di Twitter.
[caption caption="Trending Topic 8 April 2016. Sumber:Twitter"]
Pencegahan Sunny ini terkait dengan kasus suap rancangan peraturan daerah (raperda) proyek reklamasi Jakarta yang menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi. Selain Sunny, KPK juga mencegah Richard Halim, Direktur Agung Sedayu Group.
"Kemungkinan besar, keterangan keduanya dapat memperdalam penyidikan KPK," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha dikutip dari Kompas.comÂ
Memang belum dapat dipastikan apakah berita ini yang menjadi penyebab munculnya tagar #AhokTakLayakJadiGubernur,namun
Salah satu pengguna Twitter dengan nama pengguna @SiBonekaKayu berkicau, "Kasus Sumber Waras belum selesai, datang lagi kasus korupsi reklamasi. Ahok kotor. #AhokTakLayakJadiGubernur,". Selain itu ada beberapa pengguna lainnya yang mencuitkan hal serupa.
[caption caption="Netizen memprotes Ahok. Sumber: Twitter"]
Data Statistik
[caption caption="Tagar #AhokTakLayakJadiGubernur ramai diperbincangkan di Twitter. Sumber: Twitter"]
Selain itu, masih dari riset menggunakan Tweetreach, tercatat ada sebanyak 36.615 akun yang menuliskan tagar #AhokTakLayakJadiGubernur pada linimasanya. Angka yang cukup tinggi untuk satu perbincangan yang kemudian menjadi trending topic Indonesia.
[caption caption="Statistik yang berkicau tentang Ahok. Sumber: Tweetreach.com"]
Tagar Tandingan
Berbicara kembali soaltrending topic. Menariknya ada satu trending topic lagi yang layak untuk dibahas. Adalah tagar #YusrilPEMBELAwargaDKI yang menjadi pembahasan terbanyak kedua setelah Ahok.
[caption caption="Tagar #YusrilPEMBELAwargaDKI menjadi trending topic ke dua. Sumber: Tweetreach.com"]
Tidak begitu jelas apakah ada berita nasional yang melatarbelakangi munculnya tagar ini ke permukaan. Namun sangat menarik untuk mengamati persaingan Ahok dan Yusril menjelang Pilkada 2017 mendatang.
Entah disengaja atau tidak, kedua tanda pagar ini muncul dalam waktu yang hampir bersamaan. Tentu saja tidak dapat dipastikan juga apakah ada unsur-unsur politik tertentu untuk keuntungan satu pihak terkait munculnya tanda pagar di Twitter ini.
Meski demikain, yang paling penting adalah, bagaimana persaingan untuk Pilgub 2017 mendatang tetap bisa berjalan dengan bersih tanpa merugikan satu pihak manapun. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H