Anang juga menambahkan, jika ada kepala daerah yang terbukti terjerat kasus narkoba, sebaiknya langsung dicopot. Selain itu penjaringan kepala daerah juga bisa dilakukan melalui jalur apapun baik independen maupun parpol. Jangan sampai parpol merasa kebakaran jenggot karena kedua jalur tersebut tidak bertentangan dan sesuai dengan ketentuan hukum.
3. Bupati Narkoba dan Bencana Moral
Insiden penangkapan Bupati Ogan Ilir menjadi satu pukulan telak bagi banyak pihak. Termasuk Partai Golkar yang mengusungnya. Itulah yang dikatakan Kompasianer Amirudin Mahmud dalam tulisannya. Ia mengatakan bahwa terkuaknya penyalahgunaan narkoba oleh pemimpin daerah merupakan sebuah bencana moral.
Kasus ini diluar batas toleransi yang dapat dimengerti khalayak. Ini sangat memalukan dan memilukan. Seorang kepala daerah yang seharusnya menjadi satu teladan justri melakukan tindakan tercela. Ini adalah bencana moral bagi bangsa, menurut Amir.
Memang sebuah bencana. Bahkan ada beberapa akibat yang terlihat langsung secara gamblang. Pertama adalah keteladanan yang hilang. Kedua, gagalnya mencetak pemimpin berkualitas. Ketiga, munculnya pertanyaan kode etik dan moralitas kedokteran dalam proses pencalonan. Keempat, dipertanyakannya integritas KPU dan terakhir, uang seolah menjadi panglima.
Melihat beberapa hal di atas, kasus Bupati Ogan Ilir ini menjadi satu keprihatinan bagi kita semua. Narkoba bisa menjerat siapa saja dan BNN harus memburu siapapun yang terlibat.
4. Pemimpin Muda, Bukan Berarti Harus Foya-foya, Saatnya Bangun Indonesia
[caption caption="Barang bukti sabu-sabu ditunjukkan oleh Budi Waseso. Tribunnews.com"]
Sayangnya melihat kasus yang muncul yaitu ditangkapnya Bupati Ogan Ilir malah membuat kondisi seolah bertolak belakang dengan anggapan publik. Pemuda hingga saat ini masih menjadi jantung pembaruan nasional. Fungsi dan tugas pemuda memang sebagai agen pembaharuan menuju keadaan yang lebih baik. Bukan sebagai penguntit yang ikut tren bobrok.
Menurut Djani, banyak pemimpin muda di era ini yang diberi kesempatan dan kemampuan secara luas, baik dari masyarakat maupun intern politik. Semuanya mempunyai porsi masing-masing. Sayang, banyak pemuda yang terlena dan akhirnya tumbang bersama ideologinya. Inilah yang menjadi hambatan tambahan ditengah gencarnya pembunuhan karakter yang menimpa calon-calon pemimpin muda.
Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, tanpa adanya ikatan membangun antara pemimpin lama dan pemimpin generasi baru, bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali pada era di mana KKN merajalela.
5. Malukah Warga yang Kepala Daerahnya Terjerat Narkoba?
Pertanyaan singkat namun tajam dilontarkan Okti Li. Ramainya berita penangkapan Bupati termuda ini mengingatkan Okti pada Bupati terpilih di Kabupaten Cianjur, Irvan Rivano Mochtar (IRM). Apa kesamaannya?
Pertama menurut Okti, kedua bupati ini sama-sama berusia terbilang muda dibandingkan dengan pejabat lainnya. Jiwa kepemudaannya masih tinggi, terbukti dengan berbagai aksi di Cianjur yang langsung diketuai oleh IRM. Namun tentu saja Bupati Kabupaten Cianjur ini juga memiliki permasalahan yang sama. Tentu saja warga Cianjur dikecewakan oleh pemberitaan ini.