Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

10 Apresiasi atas Tidak Majunya Ridwan Kamil ke DKI-1

13 Maret 2016   14:53 Diperbarui: 13 Maret 2016   15:01 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Walikota Bandung Ridwan Kamil batal menjadi bakal calon Gubernur DKI. Sumber : Tribunnews.com"][/caption]Pemilihan Kepala Daerah khususnya untuk DKI Jakarta akan dilaksanakan 2017 mendatang. Namun, hingar-bingar serta pergolakan politik sudah terasa jauh-jauh hari sebelumnya. Nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta satu per satu mulai muncul ke permukaan. Bukan hanya dari tokoh politik, melainkan juga pejabat, pengusaha, bahkan artis juga ikut mengatrol namanya untuk naik menjadi orang nomor satu di DKI.

Dari sekian banyak nama, satu yang ditunggu kehadirannya dalam daftar nama bakal calon adalah Ridwan Kamil. Kang Emil--begitu sapaaannya-- yang masih menjabat sebagai Walikota Bandung ini didaulat akan memberikan perlawanan sengit untuk Ahok yang kini masih memimpin Jakarta. Prestasinya dan kepemimpinannya dalam menahkodai Kota Bandung menggaung ke seluruh Indonesia.

Tidak sedikit orang yang mendukung Ridwan Kamil untuk maju sebagai calon pemimpin DKI Jakarta. Bahkan di mata warga Jakarta sendiri pun Ridwan Kamil memiliki potensi untuk memimpin. Popularitasnya tentu saja dapat mendongkrak elektabilitas. Tidak sedikit juga yang memprediksi Ridwan Kamil dapat menumbangkan pesaingnya dalam perebutan DKI 1.

Sayangnya, pada 29 Februari Ridwan Kamil menjawab kegalauannya untuk maju atau tidak sebagai bakal calon. RK memutuskan untuk terus memimpin Kota Bandung setidaknya hingga masa kepemimpinannya berakhir. Banyak orang yang menyayangkan keputusannya ini. Namun, tidak sedikit juga yang mendukung keputusannya tersebut.

Kompasianer juga memiliki pandangannya masing-masing. Nah, berikut ini adalah 10 opini Kompasianer atas keputusan mundurnya Ridwan Kamil dari pencalonan Gubernur DKI Jakarta yang diambil dari topik pilihan Calon Gubernur DKI 2017.

1. Ridwan Kamil dalam Kacamata Sepak Bola

[caption caption="Indonesia seperti sebuah klub sepak bola besar, Ridwan Kamil dan Ahok adalah dua striker penting untuk gol-gol penting di masa depan (Gambar: Kompas.com) "]

[/caption]Zulfikar Akbar menganalogikan politik sebagai sepak bola dan Ridwan Kamil adalah salah satu pemainnya. Zulfikar mengatakan bahwa Kang Emil memiliki karakteristik penyerang tangguh di lapangan. Menurutnya, seorang Ridwan Kamil memahami bagaimana pertandingan seharusnya berlangsung. Layaknya pertandingan sepak bola yang sengit, Emil tidak mendesak birahinya untuk terus mencetak gol. Satu gol saja selama berdampak besar pada pertandingan dirasa sudah cukup. Ia juga menambahkan sebagai politisi, Ridwan Kamil telah mampu menguasai riuhnya seisi stadion.

2. Ridwan Kamil Tidak Jantan

Keputusan Ridwan Kamil yang mundur sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta dinilai Olivia Armasi sebagi langkah yang tidak jantan. Namun, ia menggarisbawahi, bukan sikap dan keputusan Ridwan Kamil yang membuatnya kecewa, tetapi alasan di balik itu semua. Sebelumnya, Ridwan Kamil memang sempat mengatakan bahwa salah Presiden Joko Widodo berpesan agar tidak mengejar sesuatu yang lebih besar sedangkan masalah di depan mata belum terselesaikan. Alasan inilah yang dinilai tidak elegan, bijaksana, dan jantan oleh Olivia.

3. Mundurnya Ridwan Kamil Membuat Sulit Ahok

[caption caption="Ridwan Kamil dan Ahok (dokumentasi Haydie)"]

[/caption]Kompasianer bernama Tuwi Haydie mengatakan bahwa apa pun alasan Ridwan Kamil batal maju ke DKI adalah sebuah kekecewaan politik. Tuwi menilai, fenomena yang berkembang di masyarakat ditambah dengan batalnya pencalonan Ridwan Kamil malah mempersulit Ahok untuk mendapatkan kembali jabatannya. Ia juga menambahkan agar Ahok tidak tersingkir dari perebutan mahkota DKI 1, Ahok harus bisa menerima pinangan dari parpol. 

4. Langkah Kuda Ridwan Kamil

Ada juga Kompasianer Leonardi Gunawan yang menilai bahwa batalnya Ridwan Kamil melaju ke DKI layaknya langkah kuda. Ia menganggap Ridwan Kamil telah melakukan perhitungan politik. RK dianggap akan kesulitan untuk melaju ke Jabar-1 jika tidak ada dukungan partai politik. Mau tidak mau Ridwan Kamil harus tetap berhubungan baik dan tidak merusak relasinya hanya karena ketidakinginannya maju ke DKI 1. Oleh karena itu, Ridwan Kamil melakukan beberapa strategi politik dan hasilnya, ia berhasil membujuk partainya untuk tidak mengusungnya di pemilihan gubernur DKI 2017 mendatang.

5. Ridwan Kamil Elegan, Adhyaksa Dault dan Yusril Ihza Mahendra Memalukan!

[caption caption="Dua bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra (kanan) dan Adhyaksa Dault saat bertemu di kediaman Adhyaksa di Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (12/3/2016). (Kompas.com/Alsadad Rudi)"]

[/caption]Tommy Setiawan menilai langkah yang diambil oleh Ridwan Kamil adalah hal tepat. Pilihan yang bijaksana disertai kerendahan hati membuat Ridwan Kamil tetap menjalankan tugas di Kota Bandung. Hanya saja, Tommy menganggap bahwa bakal calon lainnya, yaitu Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault mengambil langkah yang memalukan. Ia menganggap Yusril dan Adhyaksa ibarat seorang eksekutif perusahaan yang setara direktur memperebutkan posisi seorang manajer. Langkah ini menurutnya malah menurunkan derajat Yusril dan Adhiyaksa itu sendiri.

6. Ridwan Kamil Mundur, Kita Tak Jadi Kehilangan Salah Satu Pimpinan Terbaik

Tidak bisa dipungkiri bahwa Ridwan Kamil saat ini menjadi salah satu pemimpin daerah terbaik di Indonesia. Daniel H.T.  juga memiliki penilaian yang sama. Menurutnya meski Gerindra sudah menyatakan akan mendukungnya, Emil lebih percaya akan suara rakyat dan suara hatinya sendiri. Daniel juga menilai jika Emil dan Ahok bertarung hanya untuk satu jabatan, bangsa ini akan kehilangan salah satu pemimpin daerah terbaiknya yang bernilai tinggi. Jika Ahok menang, kita akan kehilangan Emil, begitu juga sebaliknya. Maka langkah Ridwan Kamil yang mundur sebagai bakal calon dianggap sebuah keputusan yang sangat tepat.

7. Jadi ke Jakarta, Pilihan Bijak dan Tepat Ridwan Kamil 

Dwi Purnawan memiliki tulisan yang menarik. Dalam judul artikelnya ia mengatakan bahwa Emil jadi ke Jakarta. Memang jadi, tetapi bukan sebagai bakal calon gubernur. Meski demikian, dalam artikelnya ia menanggapi batalnya pencalonan Ridwan Kamil menuju DKI 1 berdasarkan beberapa alasan. Pertama, Indonesia bukan hanya Jakarta; kedua adalah restu keluarga; dan ketiga adalah tanggung jawab. Ia juga menganalogikan pencalonan gubernur ini seperti masalah percintaan remaja. "Fokus saja dengan si dia, karena bisa jadi dialah pelabuhan terakhir cintamu," begitu katanya.

8. Jalan Memutar Ridwan Kamil Menuju RI 1

[caption caption="Wali Kota Baandung Ridwan Kamil. (KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)"]

[/caption]Wigianto memiliki pandangan yang berbeda. Dalam tulisannya ia menganggap batalnya pencalonan Ridwan Kamil ke DKI adalah jalan memutar untuk menjadi RI 1. Ia menilai bahwa Ahok belum cukup terlihat aman untuk terpilih kembali dan Ridwan Kamil memiliki peluang besar untuk mengalahkannya. Namun, jika Ridwan Kamil benar-benar terpilih, hal ini malah akan menjadi titik anjloknya karier Emil di kancah politik. Ia menganggap bahwa Ahok telah melakukan gebrakan di Jakarta. Oleh karena itu, Emil harus bisa melakukan lebih daripada Ahok. Namun, jika gagal, karier politiknya kemudian akan tenggelam.

9. Siapa yang Senang Ridwan Kamil Mundur dalam Pilkada 2017?

Kompasianer Syaripudin Zuhri sangat menyayangkan batalnya pencalonan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI. Ia mengatakan magnet kuat Pilkada 2017 yang dinanti sudah lenyap ditelan bumi. Ia menilai Ridwan Kamil adalah sosok yang dapat menyaingi elektabilitas Ahok dalam Pilkada dan tentu saja akan menyuguhkan pertunjukan politik yang panas dan seru. Sayangnya, batalnya pencalonan Emil membuat beberapa pihak merasa diuntungkan.

Menurut Syaripudin Zuhri, pihak pertama yang diuntungkan tentu saja Ahok yang kehilangan saingan beratnya. Kemudian pihak kedua adalah teman-teman Ahok yang juga diuntungkan dengan hilangnya satu saingan berat dari perebutan mahkota DKI 1. Dan pihak lain yang akan senang ketika Emil mundur menurutnya adalah para pemilik modal besar. Ia mengatakan, jika Ahok tetap menjadi gubernur DKI, proyek besar akan terus berjalan dan penanam modal pun akan terus berdatangan.

10. Nasihat Prabowo Subianto Pengaruhi Keputusan Politik Ridwan Kamil?

[caption caption="Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil saat bersalaman di Hotel Panghegar, Bandung, Jawa Barat, Kamis, (5/6/2014). (KOMPAS.com/Rio Kuswandi)"]

[/caption]Kompasianer Webe memiliki pandangan khusus di balik keputusan Ridwan Kamil yang tidak maju ke Pilkada DKI Jakarta. Ia memiliki pandangan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan nasihat-nasihat politik kepada RIdwan Kamil. Salah satunya menjadi pertimbangan Emil untuk membuat keputusan ini. Webe menilai Partai Gerindra memerlukan tembakan jitu dengan perhitungan matang, terutama dalam peluang. Jika Emil maju ke DKI, hal tersebut adalah bentuk spekulasi politik dan secara otomatis kursi kepemimpinan Kota Bandung harus dilepaskannya. Inilah perhitungan yang malah membuat partai menjadi bimbang.

--

Itulah 10 apresiasi Kompasianer terhadap keputusan mundurnya Ridwan Kamil dari daftar nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Jika ditelaah memang tidak menutup kemungkinan nama Ridwan Kamil bisa menjadi pesaing berat Ahok dan bakal calon lainnya dalam perbutan kursi DKI-1. Namun, mundurnya Ridwan Kamil bukan berarti keseruan pertandingan politik untuk menjadi orang nomor satu di Jakarta akan berkurang. Masih ada nama-nama bakal calon lainnya yang dapat memanaskan persaingan ini. Kita lihat saja nanti siapa yang akan terus maju secara konsisten dan menjadi Gubernur DKI Jakarta. (yud) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun