Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

6 Potret Problematika Metromini

31 Januari 2016   19:25 Diperbarui: 31 Januari 2016   19:39 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, Leo juga mengungkapkan lima pelajaran yang dapat dipetik dari polemik yang kini melilit Metromini. Salah satu yang  juga bisa menjadi solusi adalah pemerintah kota memang perlu mengambil alih pengelolaan sistem transportasi kota yang tentunya akan mempermudah dalam hal pengawasan. 

5. Transjakarta (Mulai) Berjiwa Metromini

Sejak para sopir Metromini melakukan aksi mogok, praktis hanya beberapa armada Metromini yang beroperasi. Itu pun pada jam-jam tertentu. Hal itu tidak lantas membuat para penumpang bingung menggunakan transportasi apa karena masih ada alternatif seperti Transjakarta yang memiliki tarif lebih murah dan armada yang juga tidak kalah banyak.

[caption caption="Bus Transjakarta yang mulai berjiwa Metromini.| Ilustrasi: Widi Kurniawan"]

[/caption]Tetapi bertarif murah dan beramada banyak tidak lantas membuat Transjakarta benar-benar menjadi transportasi dambaan warga. Widi Kurniawan dalam artikelnya mengungkapkan pengalaman pribadinya mengenai pelayanan Transjakarta yang masih saja mengoperasikan bus yang karatan dan berkualitas jelek, belum lagi kelakuan mengoper penumpang juga beberapa waktu belakangan itu sering dilakukan Transjakarta. Berkaca pada dua pelayanan buruk Transjakarta tersebut membuat kita berpikir bahwa mentalitas dan jiwa Metromini mungkin saja sudah menular pada Transjakarta.

6. Metromini dan Pelajaran “Social Skills” Sederhana

[caption caption="Sejumlah sopir Metromini di Tanjung Priok, Jakarta Utara| Kompas.com/Robertus Belarminus"]

[/caption]Para penumpang boleh kesal dengan Metromini yang ugal-ugalan, tetapi jika diperhatikan dengan teliti ternyata ada social skill sederhana yang bisa dipelajari dari seringnya kita menggunakan trasnportasi yang identik dengan warna jingga ini. Putu Arya Djuanta memberikan uraian singkat tujuh social skills dari punggawa Metromini yang pernah ditemuinya.

---

Kecelakaan yang melibatkan angkutan kota terutama Metromini bukan hanya sekali dua kali terjadi, dan Pemkot DKI Jakarta lewat Dinas Perhubungan dan Transportasi tentu tidak akan tinggal diam menyikapi hal tersebut. Sederet upaya tengah dilakukan untuk menata sistem transportasi Jakarta. Salah satunya adalah menjajaki kemungkinan bergabungnya Metromini ke PT. Transjakarta seperti yang sudah dilakukan oleh Kopaja.

Tujuan penggabungan tersebut jelas, selain untuk memperbaiki manajemen dan mempermudah pengawasan, juga demi menyejahterakan para sopir dari segi pendapatan, sehingga tidak akan ada lagi cerita sopir ugal-ugalan berebut penumpang hingga mengabaikan keselamatan.

Butuh waktu untuk mengurai benang kusut problematika Metromini khususnya dan transportasi Jakarta pada umumnya. Meski rumit, Pemkot DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Ahok tentu akan terus berusaha demi menciptakan sistem transportasi yang tidak saja laik, tetapi juga aman dan nyaman demi warga Jakarta agar di masa depan warga tidak lagi segan untuk meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah dan beralih menggunakan transportasi publik. (NDY)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun