Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Transjakarta (Mulai) Berjiwa Metromini

22 Desember 2015   18:13 Diperbarui: 22 Desember 2015   18:13 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto by widikurniawan"][/caption]

Sudah beberapa hari ini Jakarta seolah bebas polusi akibat banyak Metromini mogok jalan. Takut dirazia katanya, takut dikandangin sama anak buahnya Ahok. Tumben takut, soalnya Metromini biasanya seolah tanpa rasa takut. Tidak takut ngebut, tidak pula takut nabrak.

Menurut pantauan penulis di beberapa ruas Jakarta, hanya beberapa gelintir saja Metromini yang masih jalan. Itu pun milihnya pagi hari saat banyak penumpang orang kantoran berangkat kerja, sementara Pak Polisi dan Pak Petugas Dishub masih apel di kantornya.

Lha terus kalau Metromini menghilang, penumpang bagaimana?

Sejauh ini tampaknya lebih banyak orang yang bersyukur apabila Metromini mogok selama-lamanya. Alternatif yang tersedia masih ada transjakarta dan ojek online alias Ojol. Nah, yang ingin saya soroti sekarang adalah mengenai transjakarta sebagai alternatif Metromini.

Sudahkah transjakarta dapat diandalkan? Sudahkah transjakarta pantas didambakan?

Soal tarif transjakarta memang lebih murah. Perbandingannya adalah naik Metromini ongkosnya 4-5 ribu rupiah untuk sekali rute, sementara transjakarta tiga ribu lima ratus rupiah bisa keliling Jakarta, bahkan jika kita naik sebelum pukul 7 pagi cuma bayar 2 ribu rupiah saja.

Lalu kalau sudah murah apa pelayanannya harus murahan?

Seharusnya sih tidak, wong transjakarta digadang-gadang sebagai transportasi massal andalan di Jakarta saat ini. Transjakarta juga diharapkan mengurangi kemacetan yang sudah menjadi penyakit menahun Kota Jakarta.

Tapi kenyataannya? Sejak ramai-ramai kasus bus asal China yang karatan dan berkualitas jelek, layanan transjakarta tidak maju secara signifikan. Bus-bus yang mulai bobrok nyatanya masih berkeliaran. Meski sudah ada penambahan bus baru merk Scania yang wah, nyatanya bus warna biru putih ini masih jarang ditemui. Mungkin sayang-sayang kali ya, lebih banyak dikandangin, takut cepat lecet.

Tengoklah beberapa bulan ke belakang, banyak terjadi kasus kebakaran bus transjakarta. Tragedi paling miris terjadi pada November 2015 saat bus transjakarta nyelonong di perlintasan kereta Kedoya dan akhirnya menabrak KRL yang tengah melaju. Kejadian ini hampir mirip dengan yang dilakukan sebuah Metromini yang awal bulan ini hancur dihajar KRL di Angke.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun