Mari kita hitung sederhana saja, apa yang bisa menyala dengan listrik 450 VA untuk rumah tangga (bukan kos)? Air Conditioner (AC) jelas tidak bisa, adakah orang kaya yang mau hidup tanpa AC? Komputer pun juga jelas tidak bisa. Dengan 450 VA itu hanya bisa untuk lampu dan TV, untuk menyetrika saja harus siang hari alias semua perangkat listrik dimatikan baru cukup, begitu pula untuk menyalakan pompa air.
6. Rencana Pemerintah Cabut Subsidi PLN, Momentum ketika Listrik Telah Jadi Kebutuhan Pokok Rakyat Jelata
“Berikan rakyat solusi, bukan janji saja dalam bentuk sosialisi, rakyat sudah capek memperhatikan sosialisasi,” Ervan Yuhenda menyimpukan. Berikan rakyat pekerjaan, sehingga mampu membiayai hidup, termasuk membiayai pemerintah agar kebijakannya benar sehingga sengketa antara PLN dan pelanggan, yang nunggak tak terjadi.
7. Timbang-timbang Subsidi Listrik
Terlepas dari wacana mekanisme pencabutan subsidi tersebut di atas, menurut pandangan Agus Suprihanto penggunaan listrik seyogyanya mampu menyejahterakan masyarakat dan selaras dengan semboyan “listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
Dalam opininya Agus ingin menegaskan bahwa listrik seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bersifat penting. Budaya penggunaan listrik yang boros dan konsumtif selama ini, sudah selayaknya sedikit-demi sedikit diubah menjadi budaya hemat dan produktif.
***
Pentingnya ditinjau kembali parameter yang disematkan pemerintah yang menilai bahwa rumah tangga berdaya 450 VA dan 900 VA tergolong kelas menengah. Keadilan dan pemerataan jaringan listrik bagi penduduk di garis depan yang belum memperoleh akses jaringan listrik dapat menjadi agenda yang memberi harapan. (JAC)