Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Potret Buram Hubungan Orangtua dan Anak

4 Juli 2015   20:41 Diperbarui: 4 Juli 2015   20:41 2946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setali tiga uang dengan retaknya kesehatan mental masyarakat, Muthiah Alhasany juga menyoroti tentang peran agama yang semakin terpinggirkan. Terjadinya distorsi pada pengertian dan pentingnya agama akhir-akhir ini tak pelak membawa manusia berperilaku jauh dari ajaran agama. Padahal agama pada dasarnya untuk menjaga keharmonisan di alam semesta termasuk di dalamnya memberikan pelajaran yang baik soal hubungan orangtua dan anak. 

7. Potret Tetangga Masa Kini

Tentu kita semua sepakat dengan tulisan Ariyani Na bahwa tetangga menjadi keluarga lain yang dekat dengan kita, tapi fakta yang terlihat saat ini adalah terjadinya reduksi pada peran tetangga terutama di kawasan perumahan elite dan mewah yang biasanya dihuni oleh orang-orang golongan ekonomi atas yang sibuk.

Kasus penelantaran anak yang terjadi di Bekasi menjadi salah satu contoh kasus kurang baik dan maksimalnya interaksi antartetangga yang semakin jelas terlihat di tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.   

8. Masihkah Para Penentang Hukuman Mati Bersuara?

Peredaran dan penyalahgunaan narkoba semakin hari semakin memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Kini siapa pun orangnya bisa terjerumus ke dalam lingkaran setan tersebut tanpa mempedulikan golongan ekonomi, gender bahkan latar pendidikan. Narkoba tidak hanya menyasar pada orang awam, bahkan seorang pendidik yang notabene seorang intelektual, kasta terpelajar, ternyata bisa menjadi pecandu juga.

Barang haram itu tidak hanya merusak hidup penggunanya tapi juga merugikan orang lain. Narkoba membuat seseorang tidak dapat lagi menggunakan akal sehatnya dengan baik dan melupakan dirinya sendiri, posisinya dalam masyarakat bahkan terhadap anak kandungnya sendiri. Fakta yang terbantahkan itulah yang membuat Adjat R. Sudrajat mempertanyakan masihkan para penentang hukuman mati bersuara? 

9. Hindari Kekerasan terhadap Anak

Kompasianer Amirudin Mahmud mengingatkan kita semua jika kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun psikis jelas sangat berpengaruh pada perkembangan mental anak dan ini yang jarang disadari oleh para orangtua. Selain itu, rendahnya kesadaran orangtua akan tanggung jawabnya untuk memberi panutan pada anak juga menjadi salah satu faktor terjadi kekerasan pada anak.

10. Standar Internasional Perlindungan Anak

Oppa Jappy dalam artikelnya menerangkan tentang Standar Internasional Perlindungan Anak yang merupakan gabungan hasil dari Konvensi sebelumnya dan salah satu butirnya berbunyi “Mengakui secara lebih umum hak manusia untuk bebas dari kekerasan, abuse, dan ekploitasi. Hak-hak ini berlaku bagi setiap orang, termasuk anak-anak”.

Selain itu penulis juga tidak lupa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam bina tumbuh kembang anak, yang sama-sama bertujuan agar mereka mencapai keutuhan pertumbuhan dan perkembangan; dan menjadi orang dewasa yang sehat serta mampu berkarya dalam hidup dan kehidupannya.

---

Sejatinya, anak adalah titipan Sang Pencipta, Tuhan YME dan bukan hak milik orangtua. Sudah menjadi kondrat, kewajiban dan tanggung jawab orangtua untuk memberikan penghidupan yang layak bagi anak-anaknya, penghidupan yang tidak hanya terpaku dari sisi ekonomi saja tapi lebih dari itu, perkembangan fisik dan mental serta perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan kejahatan. (ndy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun