[caption id="attachment_419090" align="aligncenter" width="560" caption="aacc2015.co.id"][/caption] Peringatan ke-60 KAA pada 19 sampai 24 April 2015 silam telah menarik perhatian masyarakat Indonesia dan pastinya delegasi dari negara-negara peserta KAA. Euforia Konferensi yang dilaksanakan di Bandung dan Jakarta ini tak terbendung. Dari persiapan gedung hingga kota tempat pelaksanaan KAA seperti pemasangan bendera negara, spanduk, dan umbul-umbul, isu-isu yang akan dibahas para delegasi, hingga persiapan acara-acara pendukung seperti Asian African Carnival dan Asia Africa Business Summit sukses digelar dengan meriah. Topik pilihan yang Kompasiana buat pada 22 April 2015 ini diwarnai beragam tulisan Kompasianer tentang Keriaan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60. Kompasiana memilih 10 artikel menarik dari topik pilihan terkait perhelatan akbar ini. Berikut adalah 10 artikel terbaik pilihan Kompasiana terkait keriaan KAA ke-60.
1. KAA 60: Bandung Mendadak Bahagia
[caption id="attachment_418490" align="aligncenter" width="512" caption="Jelang peringatan ke-60 KAA, Bandung dipercantik. (Sumber gambar: Thamrin Sonata)"]
2. KAA 2015: Serius dan Ceria
[caption id="attachment_418491" align="aligncenter" width="560" caption="Museum Konferensi Asia Afrika (Sumber gambar: Sofian Munawar)"]
Diawali dengan kilas balik KAA yang diselenggarakan tahun 1955, Sofian Munawar Asgart menceritakan keceriaan dalam kegiatan-kegiatan lain yang disiapkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam memeriahkan Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung yang merupakan event formal atau acara yang terbilang serius. Selain atraksi budaya seperti tarian tradisional, parade wayang dan angklung juga ikut memeriahkan perhelatan ini. Keceriaan lain di Bandung juga terpancar saat rombongan konvoi bus bertingkat melintasi dan menyambut warga di tengah keramaian pusat Kota Bandung.
3. Bandung Bersolek, Jakarta Mengumbar Senyum
[caption id="attachment_418492" align="aligncenter" width="558" caption="Jln. Asia Afrika, Bandung (Sumber gambar: Rio Manalu)"]
Rio Manalu memaparkan bahwa di balik berhiasnya Bandung dan Jakarta dalam menyambut Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 ada tujuan baik demi citra positif di mata dunia. Jakarta sebagai representasi Indonesia pastinya akan diperhitungkan dalam bidang industri dan perdagangan. Bandung juga akan selalu diingat sebagai kota yang bersejarah karena KAA diselenggarakan di sana tahun 1955. Kota ramah lingkungan dan ramah HAM juga merupakan julukan baru Bandung yang didapat setelah sukses menjamu para tamu perhelatan akbar ini.
4. Oleh-oleh Dari Konferensi Asia-Afrika untuk Dunia Internasional
[caption id="attachment_418493" align="aligncenter" width="539" caption="Ilustrasi: Kompas Print"]
5. KAA ke-60, dari Ngaleut hingga Angklung for The World
[caption id="attachment_419057" align="aligncenter" width="576" caption="Angklung for The World. (Sumber foto: Fajr Muchtar)"]
Di tengah lautan manusia, Fajr Muchtar sangat menikmati indahnya Kota Bandung yang romantis seperti layaknya di Paris. Selain jalan-jalan bersama di pusat keramaian Bandung atau yang dikenal dengan istilah ngaleut, beliau juga menarasikan keikutsertaannya dalam parade angklung dalam menyambut Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60. Parade angklung yang bertajuk “Angklung for The World” juga semakin menambah keriaan KAA. Semua orang yang berpartisipasi dalam parade ini sangat gembira bisa memecahkan rekor bersama 20 puluh ribu peserta parade lain yang ikut mamainkan angklung di Stadion Siliwangi.
6. Asian African Carnaval Jadi Agenda Tahunan
[caption id="attachment_418495" align="aligncenter" width="539" caption="Warga Bandung Tumpah Ruah di Ruas Jalan Asia Afrika (Foto: Alee)"]
Masyarakat penggiat seni dari seluruh Jawa Barat turut meramaikan Asian African Parade atau Asian African Carnaval. Acara ini adalah slah satu agenda Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung yang coba direportasekan Ali Muakhir. Bersama Kompasianer Bandung, beliau diundang Kementrian Pariwisata untuk ikut meramaikan acara tersebut. Karnaval ini sendiri dimeriahkan pula oleh tarian flash mob dari para relawan. Karnaval ini diharapkan bisa menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya.
7. Menghirup Euforia Konferensi Asia Afrika di Bandung
[caption id="attachment_418496" align="aligncenter" width="539" caption="Poster besar KAA (Sumber foto: Iskandarjet)"]
Dalam perjalanannya mengelilingi Kota Bandung di tengah keriaan menyambut Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60, Iskandarjet menceritakan suasana malam di pusat Kota Bandung yang tumpah-ruah dipenuhi warga. Antusiasme warga menyambut Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 ini terlihat jelas di sini. Beliau berpendapat bahwa Bapak Ridwan Kamil sangat tahu betapa berartinya Peringatan KAA ke-60 untuk Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung tidak akan melewatkan momen di mana seluruh mata di dunia tertuju ke Kota Bandung yang kreatif ini. Semuanya demi kesuksesan KAA.
8. Karnaval Asia Afrika di Mata Warga Biasa
[caption id="attachment_418498" align="aligncenter" width="464" caption="Poster Soekarno tersenyum seolah gembira melihat Karnaval Asia Afrika ini. (Sumber foto: Benny Rhamdani)"]
Benny Rhamdani menceritakan pengalamannya bergabung dalam kemeriahan dan menyaksikan karnaval dalam menyambut Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung. Wajah-wajah ceria pengunjung, ekspresi anak-anak saat melihat karnaval, serta hal-hal unik lainnya coba digambarkannya. Beliau menutup tulisannya dengan harapan semoga karnaval ini dapat digelar setiap tahun dengan informasi acara yang lebih jelas dan lengkap serta lebih memperhatikan kenyamanan warga yang hadir menyaksikannya karena acara seperti ini memang ditujukan untuk dinikmati warga.
9. Bung Karno Memang Hobi Konferensi
[caption id="attachment_418522" align="aligncenter" width="576" caption="Kompas Print"]
Hendi Setiawan mengulas balik memori masa lalunya ketika masih menjadi murid Sekolah Dasar. Beliau masih ingat bahwa Bung Karno sangat identik dengan konferensi pada masa itu. Beberapa konferensi yang diselenggarakan pada masa pemerintahan Bung Karno antara lain Konferensi Panca Negara, Konferensi Asia Afrika, Konferensi Islam Asia Afrika, Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing, dan Conference of the New Emerging Forces (Conefo). Gagasan-gagasan yang disampaikan Bung Karno serta beberapa warisan yang ditinggalkan dari konferensi tersebut masih berdiri hingga saat ini, seperti Gedung MPR-DPR, yang merupakan gagasan untuk gedung Conefo.
10. Pidato Presiden Jokowi di KAA 2015, “Soekarno Kecil” yang Berani “Melawan” PBB
[caption id="attachment_418520" align="aligncenter" width="562" caption="Kompas.com"]
Selain kemeriahan acara-acara dan fakta-fakta unik seputar Perayaan KAA ke-60, Oppa Jappy coba mengulas pidato Presiden pada Peringatan KAA ke-60. Beliau mencatat beberapa poin penting pidato yang disampaikan Jokowi dan coba membandingkannya dengan pidato-pidato Bung Karno. Beliau menjuluki Jokowi sebagai ‘Si kecil” yang kini menjadi besar seiring dengan berkembangnya Indonesia. Kini Jokowi bagaikan “Soekarno Baru” meskipun tidak seutuhnya, yang tak luput dari kritik namun terus bertahan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 seperti sejarah yang terulang kembali. Antusiasme positif telah ditunjukkan seluruh rakyat Indonesia dengan harapan kerja sama bilateral antara negara-negara Asia dan Afrika dapat terus terjalin serta memberikan dampak yang positif bagi hubungan Internasional dan perdamaian dunia. (RD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H