Namanya juga cinta. Meskipun benci, tapi hati ini tetap terpagut di sana. Mungkin itulah yang sekiranya cocok untuk menggambarkan perasaan Kompasianer kepada Film Indonesia. Selama puluhan tahun kita mengharapkan sineas dalam negeri terus menghasilkan karya yang berkualitas dan dapat dibanggakan baik di dalam maupun di luar negeri. Dan selama itu pulalah dunia perfilman Indonesia mengalami naik-surut prestasi.
Pada Hari Film Nasional yang diperingati setiap tanggal 30 Maret, sejumlah Kompasianer menuliskan reportase dan opininya tentang film Indonesia. Ada yang mengkritik, mengulas, mengapresiasi, dan bahkan memberikan tips. Beberapa di antaranya malah membahas seputar kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemenbudpar dan Kemenparekraf untuk merayakan Hari Film Indonesia tahun 2015. Tetapi apapun topik bahasannya, semua Kompasianer masih menyelipkan dukungan supaya Film Indonesia dapat menjadi raja di negeri sendiri. Berikut ini adalah 9 artikel Kompasiana yang patut Anda tengok ulasannya.
1. Hadiah dari Sang Pembuat Kebijakan untuk Film Indonesia Dalam artikel yang berjudul Proyek dan Utopia Hari Film Nasional, Kompasianer Herman Wijaya menuliskan euforia kegembiraan para pelaku seni yang sedang dirundung nasib baik. Setelah merasa kecewa dengan kinerja Barekraf yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perfilman Indonesia, Kemenbudpar mengucurkan dana sebesar Rp2,3 miliar hanya untuk merayakan Hari Film Nasional 2015. Berbagai proyek dicanangkan, mulai dari merestorasi film tua hingga menyulap Gedung Perum Produksi Film Negara (PFN) menjadi museum. Proyek-proyek tersebut seperti membawa angin segar kepada para pekerja film, tetapi kembali muncul keraguan apakah proyek-proyek tersebut akan sungguh terjadi. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Sumber: Kompas Print"][/caption] 2. Petisi dari Dewan Kreatif Rakyat Tidak hanya Kemenbudpar, pihak Dewan Kreatif Rakyat juga menunjukkan perhatiannya kepada film Indonesia dengan menggelar aksi penandatanganan petisi. Petisi ini berisi 8 butir uraian yang kurang lebih meminta Presiden Joko Widodo untuk memberikan peluang bagi film Indonesia untuk lebih berjaya di negeri sendiri. Dalam waktu 10 hari, telah terkumpul 13.000 tanda tangan dari seantero Indonesia. Reportase yang ditulis langsung oleh Dewan Kreatif Rakyat ini dapat Anda baca pada artikel berjudul Petisi Dewan kreatif Rakyat. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Dewan Kreatif Rakyat"]
6. Film Hasil Kerja Sama Indonesia, Korea Selatan dan Amerika Serikat Meski tak sedikit film Indonesia yang menuai kritik, tetapi ada juga yang berhasil mendapatkan penghargaan pada ajang luar negeri. Salah satunya adalah film From Seoul to Jakarta. Mengenai kabar baik ini, Review Film menuliskan reportasenya dalam artikel berjudul From Seoul to Jakarta, Film Kolaborasi Indonesia-Korea Selatan Raih 3 Penghargaan di Amerika Serikat. Film tersebut memenangkan Award of Merit untuk kategori artis dan sinematografi terbaik pada ajang Accodale Global Film Competition. Selain itu, film From Seoul to Jakarta juga mendapatkan Award of Merit untuk kategori Featured Film pada Festival San Fransisco Film Award. Anda sudah menonton film ini? [caption id="" align="aligncenter" width="513" caption="Sumber: tribunnews.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H