Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkembangan Commuter Line dalam Catatan Kompasianer

5 September 2014   21:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:31 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda Kursi khusus Prioritas / moniqblueprint.wordpress.com

Sosialisasi sistem e-ticketing commuter line (foto : foto.news.viva.co.id)
Sosialisasi sistem e-ticketing commuter line (foto : foto.news.viva.co.id)

Menuju sistem yang semakin modern walau tertinggal di jauh dari jepang, di Indonesia juga memerlukan adaptasi yang cukup panjang. Pada awal peluncuran e-ticketing ini PT KAI harus menelan kerugian hingga 3 Milyar hanya dalan waktu seminggu, apa sebabnya? karena PT KAI selalu kehilangan kartu yang menjadi tiket di setiap perjalanan Commuter Line karena para penumpang keluar tanpa melewati gate resmi, dan ada beberapa pengguna saat diwawancarai alasan mereka membawa pulang tiket tersebut adalah sebagai buah tangan atau oleh-oleh yang bisa disimpan sebagai souvenir atau juga sebagai cara curang untuk mengakali rute jauh yang lebih mahal dengan membeli tiket dengan tujuan jarak dekat lalu keluar tanpa melalui gate resmi. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL4.

5. Pembenahan PKL dan Merubah Pandangan dari Stasiun Kumuh

megapolitan.kompas.com
megapolitan.kompas.com
Siapa sangka stasiun yang dulu dianggap sebagai lokasi transit transportasi paling kumuh dan semerawut bisa menjadi lokasi yang bersih dan layak, walau banyak anggapan karena penggusuran PKL dan menaikkan tarif adalah hal yang bisa dibilang melakukan segementasi berdasarkan seleksi alam, siapa yang kuat dia yang bertahan. Kesan kumuh yang dahulu lekat bagi siapa saja bahkan alasan ini adalah alasan mengapa banyak masyarakat enggan beralih ke kereta api sebagai alat transportasi utama, berubah drastis semenjak PT KAI melakukan perombakan total seluruh stasiun yang dilewati armada Commuter Line yang juga menjadi faktor mengapa Commuter Line semakin mendapat tempat di masyarakat. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL5.

6. Tragedi Bintaro Jilid II (9 Desember 2013)

Kecelakaan Commuter Line di Bintaro / Tribunnews.com
Kecelakaan Commuter Line di Bintaro / Tribunnews.com
Sejarah kereta api Indonesia kembali berduka ketika tragedi bintaro 19 Oktober 1987 yang tercatat sebagai sejarah terburuk kereta api Indonesia sangat memilukan ketika harus terjadi kembali pada 9 Desember 2013 yang melibatkan kereta Commuter Line dengan truk tangki BBM yang diduga menerobos palang pintu perlintasan KA pondok betung. Mitos yang sangat kuat juga mewarnai tragedi ini beberapa warga setempat bahkan juga sempat menceritakan beberapa gejala mitos sebelum kecelakaan buruk ini terjadi. Simak selengkapnya di Catatan CL6.

7. Darman Prasetyo, Masinis Korban Tragedi Bintaro II

Darman Prasetyo, Masinis KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam tragedi Bintaro, Senin (9/12/13). Sumber foto: Tempo.co
Darman Prasetyo, Masinis KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam tragedi Bintaro, Senin (9/12/13). Sumber foto: Tempo.co

Tak banyak yang mengenali sosok yang terpaksa harus kehilangan nyawanya bersama armada andalannya untuk mengarungi jalur serpong ini, namun bagi sebagian penumpang yang mengenal dekat dengan sang masinis, Darman dikenal dengan sosok yang sangat baik dan ramah kepada penumpangnya khususnya para penumpang wanita karena berdekatan dengan ruang masinis. Tanggung jawab yang sangat mulia dengan rela mempertaruhkan nyawa demi meminimalisir kecelakaan fatal tersebut. Salute! Simak selengkapnya di Catatan CL7.

8. Dinda dan Ibu Hamil, Mengingatkan Kita untuk Pentingnya Toleransi

Munculnya sosok dinda kembali mengulang sisi kelam moralitas pengguna Commuter Line, dengan postingan di jejaring sosial Path yang menyebar ke seluruh pelosok sosial media di Indonesia ini seperti menggambarkan Indonesia adalah replika dari negara cina yang sedang dihantam dunia karena kurangnya kepedulian sesama masyarakatnya. Meskipun dalam klarifikasinya menjelaskan alasan mengapa tak memberikan tempat duduknya untuk orang hamil tersebut, akan lebih bijak jika menjelaskan langsung alasannya tersebut kepada ibu hamil yang tergolong sebagai penumpang prioritas di Commuter Line atau juga bisa meminta pengguna lainnya khususnya laki-laki untuk memberikan tempat untuk ibu hamil tersebut. Berkaca dari fenomena ini juga bermanfaat baik sebagai reminder untuk tetap saling bertoleransi sesama pengguna Commuter Line. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun