Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkembangan Commuter Line dalam Catatan Kompasianer

5 September 2014   21:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:31 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Commuter Line seri 6000 ex. Tokyo Metro / Kompasiana

Commuter Line seri 6000 ex. Tokyo Metro/Kompasiana

Jangan dulu membayangkan hadirnya shinkansen di dunia transportasi Indonesia. Dari segi infrastruktur maupun budaya, Indonesia belum siap dengan hadirnya kereta peluru super cepat tersebut. Indonesia untuk saat ini cukuplah bersyukur dengan adanya transportasi hasil kerja keras dari anak perusahaan P.T. KAI memfasilitasi penghubung lintas Jabodetabek dalam wujud Commuter Line, walaupun belum bisa dikatakan sempurna dalam pelayanan yang terindikasi dari hujatan-hujatan penggunanya di media sosial setidaknya transportasi ini sedikit demi sedikit menjadi solusi dan alternatif dari padatnya kendaraan berbahan bakar fosil yang memenuhi jalanan ibukota sembari menunggu transportasi massal modern seperti MRT ataupun monorail terealisasi.

Sejarah kereta listrik ini cukup panjang karena sistem kereta listrik ini bahkan telah dimulai sejak zaman kolonial belanda, dan di sekitar tahun 2008 PT KCJ fokus dalam penyederhanaan rute dan modernisasi armada yang rata-rata diambil langsung bekas dari jepang. Tepat di tahun 2011 sistem kereta listrik yang sebelumnya biasa disebut ekonomi AC maupun KRL Express resmi digantikan Commuter Line yang dimana setiap armada akan berhenti di setiap stasiun kecil maupun stasiun besar. Sejarah yang panjang sudah pasti kisah perjalanan kereta listrik ini akan menemui sejarah-sejarah penting di setiap perkembangannya, mulai dari keputusan-keputusan pengelola yang memicu pro dan kontra penggunanya, teknologi yang diusung setiap armada, hingga kecelakaan yang bisa menjadi sejarah terburuk transportasi Indonesia.

Memasuki umur yang bisa dikatakan tidak muda namun sudah cukup matang, akankah Commuter Line menjadi tombak utama transportasi di Jabodetabek? Beberapa kompasianer memiliki catatan-catatan perjalanan lengkap kisah si ular besi ini, seperti apa? Berikut Kisah perjalanan dan perkembangan Commuter Line dalam Catatan Kompasianer.

1. Selamat Tinggal KRL Express dan Selamat Datang Commuter Line

KRL Express AC /wikipedia
KRL Express AC /wikipedia
Di tahun 2011, tepatnya 2 juli 2011 adalah era baru perjalanan kereta listrik Indonesia, KRL Express dan Ekonomi AC yang sebelumnya sudah melayani dengan rute-rute tertentu ini harus digantikan dengan sistem terbaru dari Commuter Line, sistem terbaru ini menimbulkan kontra bagi para pengguna KRL Express yang seharusnya pengguna hanya berhenti di stasiun-stasiun besar kini juga harus mengorbankan waktu yang tak sedikit karena harus berhenti di setiap stasiun dan juga menimbulkan kontra bagi pengguna kelas Ekonomi AC yang mengeluhkan kenaikan biaya yang cukup signifikan, dengan segala protes Commuter Line tetap akan menggantikan KRL sebelumnya. Selamat Datang Commuter Line! Simak catatan selengkapnya di Catatan CL1.

2. Masa Peralihan dari KRL Ekonomi menuju Commuter Line 

Masa Peralihan KRL Ekonomi menuju Commuter Line / Dok. Ardhani Saroso
Masa Peralihan KRL Ekonomi menuju Commuter Line / Dok. Ardhani Saroso
Setahun berlalu Commuter Line hadir sebagai tombak utama dunia kereta api Indonesia, PT KCJ juga seperti belajar meraba bagaimana cara agar seluruh pelayananan kepada penumpang bisa berjalan lancar karena dalam jangka waktu setahun PT KCJ belum bisa menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi penumpangnya, jadwal yang sering berubah, pendingin yang selalu bermasalah dan juga keputusan yang cukup memberatkan tepat di bulan oktober 2012 PT KCJ menaikkan harga sebesar Rp. 2000 dari tarif sebelumnya. hal ini menjadi sangat kontradiktif bagi para penggunanya karena Commuter Line masih belum dapat memberikan keamananan yang baik apalagi memberikan kenyamanan bagi para penumpangnya, terlebih musuh utama juga datang dari para penumpang itu sendiri yang masih terbiasa dengan budaya ketika menggunakan KRL Ekonomi. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL2.

3. Moral Penumpang Commuter Line

Tanda Kursi khusus Prioritas / moniqblueprint.wordpress.com
Tanda Kursi khusus Prioritas / moniqblueprint.wordpress.com
Semakin bertambahnya umur langkah yang benar adalah dengan perkembangan diri menuju arah yang lebih baik, hal ini juga berlaku dengan moral dan perilaku pengguna Commuter Line yang semakin baik walau masih bisa dibilang minor untuk tahun pertama, tingkat kepedulian sesama pengguna semakin nyata sedikit demi sedikit pengguna sadar akan pentingnya toleransi sesama pengguna walau dengan catatan masih banyak juga penumpang yang berebut untuk mendapatkan kursi yang kosong bahkan tidak memberikan kursi yang seharusnya menjadi hak penumpang prioritas. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL3.

4. Sistem E-Ticketing Resmi Menggantikan Tiket Kertas

Sosialisasi sistem e-ticketing commuter line (foto : foto.news.viva.co.id)
Sosialisasi sistem e-ticketing commuter line (foto : foto.news.viva.co.id)

Menuju sistem yang semakin modern walau tertinggal di jauh dari jepang, di Indonesia juga memerlukan adaptasi yang cukup panjang. Pada awal peluncuran e-ticketing ini PT KAI harus menelan kerugian hingga 3 Milyar hanya dalan waktu seminggu, apa sebabnya? karena PT KAI selalu kehilangan kartu yang menjadi tiket di setiap perjalanan Commuter Line karena para penumpang keluar tanpa melewati gate resmi, dan ada beberapa pengguna saat diwawancarai alasan mereka membawa pulang tiket tersebut adalah sebagai buah tangan atau oleh-oleh yang bisa disimpan sebagai souvenir atau juga sebagai cara curang untuk mengakali rute jauh yang lebih mahal dengan membeli tiket dengan tujuan jarak dekat lalu keluar tanpa melalui gate resmi. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL4.

5. Pembenahan PKL dan Merubah Pandangan dari Stasiun Kumuh

megapolitan.kompas.com
megapolitan.kompas.com
Siapa sangka stasiun yang dulu dianggap sebagai lokasi transit transportasi paling kumuh dan semerawut bisa menjadi lokasi yang bersih dan layak, walau banyak anggapan karena penggusuran PKL dan menaikkan tarif adalah hal yang bisa dibilang melakukan segementasi berdasarkan seleksi alam, siapa yang kuat dia yang bertahan. Kesan kumuh yang dahulu lekat bagi siapa saja bahkan alasan ini adalah alasan mengapa banyak masyarakat enggan beralih ke kereta api sebagai alat transportasi utama, berubah drastis semenjak PT KAI melakukan perombakan total seluruh stasiun yang dilewati armada Commuter Line yang juga menjadi faktor mengapa Commuter Line semakin mendapat tempat di masyarakat. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL5.

6. Tragedi Bintaro Jilid II (9 Desember 2013)

Kecelakaan Commuter Line di Bintaro / Tribunnews.com
Kecelakaan Commuter Line di Bintaro / Tribunnews.com
Sejarah kereta api Indonesia kembali berduka ketika tragedi bintaro 19 Oktober 1987 yang tercatat sebagai sejarah terburuk kereta api Indonesia sangat memilukan ketika harus terjadi kembali pada 9 Desember 2013 yang melibatkan kereta Commuter Line dengan truk tangki BBM yang diduga menerobos palang pintu perlintasan KA pondok betung. Mitos yang sangat kuat juga mewarnai tragedi ini beberapa warga setempat bahkan juga sempat menceritakan beberapa gejala mitos sebelum kecelakaan buruk ini terjadi. Simak selengkapnya di Catatan CL6.

7. Darman Prasetyo, Masinis Korban Tragedi Bintaro II

Darman Prasetyo, Masinis KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam tragedi Bintaro, Senin (9/12/13). Sumber foto: Tempo.co
Darman Prasetyo, Masinis KRL Tanah Abang-Serpong yang tewas dalam tragedi Bintaro, Senin (9/12/13). Sumber foto: Tempo.co

Tak banyak yang mengenali sosok yang terpaksa harus kehilangan nyawanya bersama armada andalannya untuk mengarungi jalur serpong ini, namun bagi sebagian penumpang yang mengenal dekat dengan sang masinis, Darman dikenal dengan sosok yang sangat baik dan ramah kepada penumpangnya khususnya para penumpang wanita karena berdekatan dengan ruang masinis. Tanggung jawab yang sangat mulia dengan rela mempertaruhkan nyawa demi meminimalisir kecelakaan fatal tersebut. Salute! Simak selengkapnya di Catatan CL7.

8. Dinda dan Ibu Hamil, Mengingatkan Kita untuk Pentingnya Toleransi

Munculnya sosok dinda kembali mengulang sisi kelam moralitas pengguna Commuter Line, dengan postingan di jejaring sosial Path yang menyebar ke seluruh pelosok sosial media di Indonesia ini seperti menggambarkan Indonesia adalah replika dari negara cina yang sedang dihantam dunia karena kurangnya kepedulian sesama masyarakatnya. Meskipun dalam klarifikasinya menjelaskan alasan mengapa tak memberikan tempat duduknya untuk orang hamil tersebut, akan lebih bijak jika menjelaskan langsung alasannya tersebut kepada ibu hamil yang tergolong sebagai penumpang prioritas di Commuter Line atau juga bisa meminta pengguna lainnya khususnya laki-laki untuk memberikan tempat untuk ibu hamil tersebut. Berkaca dari fenomena ini juga bermanfaat baik sebagai reminder untuk tetap saling bertoleransi sesama pengguna Commuter Line. Simak catatan selengkapnya di Catatan CL8.

9. Catatan di 2014 dari Pengguna KRL-CL selama 10 Tahun

Penumpang berlalu lalang di peron kereta Commuter Line (KOMPAS.com)
Penumpang berlalu lalang di peron kereta Commuter Line (KOMPAS.com)

3 Tahun sudah Commuter Line resmi menjadi senjata utama kereta api Jabodetabek adakah perubahan yang signifikan? dengan program yang sudah berjalan menuju ke arah yang lebih baik seperti pembersihan PKL, pemberlakuan e-ticket dan beberapa program lainnya, dampak baiknya adalah jumlah pengguna Commuter Line mengalami peningkatan seiring diberlakukannya tarif tiket yang lebih murah. Dampak buruknya adalah jadwal semakin padat yang mengakibatkan CL sering terlambat dari waktu yang ditetapkan karena harus menunggu antrian CL di stasiun transit yang semakin padat, semakin besar intensitas penggunaan CL juga berdampak pada kerusakan yang lebih dini pada armada-armadanya karena padatnya perjalanan, Adakah Solusi yang tepat mengatasi masalah di Commuter Line? Simak catatan selengkapnya di Catatan 10 Tahun pengguna KRL-CL.

10. Masa Depan dan Solusi Commuter Line

Commuter Line / (johnsimonwijaya)
Commuter Line / (johnsimonwijaya)
Commuter Line adalah transportasi yang paling ideal untuk memecah kemacetan yang sudah semakin parah di wilayah Jabodetabek karena hanya CL yang memiliki jaringan yang paling panjang dan luas cakupannya. Perlu terobosan baru dan penanganan cepat dan tepat yang harus segera direalisasikan PT KAI sebagai induk utama dari Commuter Line, salah satu kompasianer berikut ini memberikan solusi bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan PT KAI memberlakukan CL agar optimal di setiap pengoperasiannya. Simak solusi dari masa depan commuter line di Masa Depan dan Solusi Commuter Line.

 

Kevin Anandhika Legionardo

Content and Community Officer

***

[Extra] Catatan Unik Pengguna Setia Commuter Line

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun