Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

14 Puisi Paling Populer di 2014!

31 Desember 2014   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi ini ditulis oleh Akun Kompasianer Adik Manis. Isi puisi dimaksudkan untuk menyemangati orang-orang yang dalam keadaan terpuruk dan minder dan menghindari mereka untuk menjadi si korban iri hati. Sesuai dengan pesan yang bisa kita ambil dari  tiga bait pertamanya, keseluruhan puisi berisi nasehat untuk tidak menyerah dan menjadikan pandangan remeh orang lain sebagai penyemangat untuk hadapi rintangan. Puisi ini  disukai banyak Kompasianer hingga berasil meraih 39 rating dengan kategori menarik dan inspiratif.

8. Bangunlah Tuan

[caption id="attachment_387193" align="aligncenter" width="345" caption="Prabowo (kompas.com)"]

1419925168382876248
1419925168382876248
[/caption]

"Mengapa Tuan pulang lebih awal?
Padahal nama Tuan disebut lebih dulu dalam pesta itu...
Mengapa Tuan pulang tanpa pamit lagi?
Disaat semua orang bersuka cita menyambut bintang pesta malam itu..."

Karya puisi lain dengan isu aktual sebagai inspirasinya. Ini adalah karya puisi yang ditulis oleh Kompasianer Mike Reyssent yang dibuatnya setelah Prabowo menyatakan bahwa ia dan pasangannya, Hatta Rajasa mundur dari proses penghitungan suara yang diadakan Komisi Pemilihan Umum. Puisi menggelitik ini berhasil meraih perolehan rating sebanyak 37 buah dengan kategori aktual, menarik, dan inspiratif.

9. Anak Garuda...


[caption id="attachment_387187" align="aligncenter" width="348" caption="Ilustrasi-Veteran (kompas.com)"]

1419924160165745098
1419924160165745098
[/caption]

"Sembilan puluh tahun lalu. Aku di hutan-hutan itu.
Di antara desingan peluru, di antara pengungsi.
Dulu. Aku membunuh kolonial demi sejengkal tanah.
Itu harus aku lakukan, karena, tujuan kedaulatan..."

Puisi tentang perjuangan ini ditulis oleh Kompasianer Tasch Taufan. Gaya penyampaian yang menarik dan bahasan yang kaya makna membuat puisi karyanya disukai oleh banyak pembaca Kompasiana. Selain itu, puisi yang dipublikasi pada tanggal 17 Agustus ini juga berhasil mewakili sudut pandang para pahlawan yang dulu berjuang untuk kebebasan.  Jumlah rating yang berhasil diraih sebanyak 58 buah untuk kategori inspiratif, aktual, dan menarik.

10. Puisi Eneggg!!!

[caption id="attachment_387186" align="aligncenter" width="350" caption="Ilustrasi-Dramaturgi Pemilu (nasional.kompas.com)"]

14199240351949788778
14199240351949788778
[/caption]

“Pemilu dah lewat

Presiden resmi pun t’lah mendapat amanat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun