Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

14 Puisi Paling Populer di 2014!

31 Desember 2014   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi ini dikemas menarik oleh Kompasianer Velyzega. Selain memiliki isi yang penuh nasehat, melalui puisinya, Velyzega menjelaskan bahwa untuk menjadi orang sukses, kita tak selalu harus berlaku serius, memiliki "otak waras", dan dianggap pintar banyak orang.  Velyzega membawa nama tokoh-tokoh besar seperti Gus Dur, Van Gogh, Bob Sadino dan ilmuwan penemu teori gravitasi, Enstein. Puisi ini menarik dan penuh pesan moral, sehingga meraih rating sebanyak 29 untuk kategori puisi inspiratif dan bermanfaat.

5. Aku Diperkosa!

[caption id="attachment_387194" align="aligncenter" width="309" caption="Penjual sapu (kompasiana.com/Nanang Diyanto)"]

1419925505756011198
1419925505756011198
[/caption]

"aku kasta jelata
hidup di pemerintahan boneka
tiap hari peras keringat banting tulang kerja
cukupi kebutuhan perut makan saja..."

Puisi selanjutnya kembali datang dari peraih penghargaan "Best in Fiction 2014", Rahab Ganendra. Di puisi dengan judul mengundang rasa penasaran ini, Rahab menjelaskan bahwa kini banyak rakyat Indonesia tengah diperkosa oleh sistem pemerintahan yang berpaling dari kepentingan rakyat. Gaya penulisan Rahab disukai banyak Kompasianer karena fiksianer yang rajin menulis di rubrik puisi dan kuliner ini pandai memilih kosakata dan membentuk rima di tiap bait puisinya.

6. Awasi Jokowi, Kita Bukan Kerbau Dungu

[caption id="attachment_387192" align="aligncenter" width="336" caption="Jokowi (kompas.com)"]

1419925093413160362
1419925093413160362
[/caption]

"Pemerintah Jokowi sebentar lagi
Semua ingin jadi menteri
Semua bilang ingin berbakti mengabdi
pada Ibu Pertiwi

Parpol koalisi saling berebutan
menghendaki sebuah jabatan
mendekat ke pusat kekuasaan
persatuan pun diatasnamakan..."

Puisi dengan diksi akhir membentuk rima ini ditulis oleh Kompasianer Mas Wahyu. Lewat puisinya, Mas Wahyu mengajak kita untuk terus mengawasi Jokowi yang saat itu diperkirakan meraih perolehan suara yang cukup untuk membawanya menjadi orang nomer satu di Indonesia. Tak hanya itu, Mas Wahyu juga berpesan agar kita juga tak berpaling dari gerakan para politisi haus kekuasaan. Puisi ini dinikmati cukup banyak penikmat fiksi sehingga berhasil dibaca sebanyak 1708 kali dan meraih perolehan rating sebanyak 48 bintang untuk kategori aktual dan menarik.

7. Korban Iri Hati


[caption id="attachment_387205" align="aligncenter" width="314" caption="Ilustrasi (shutterstock)"]

14199264111216463798
14199264111216463798
[/caption]



"Tak perlu minder ketika orang-orang mengatakan: "You are nothing"
Tapi cobalah diam-diam melakukan hal yang baik tanpa mereka ketahui secara konsisten
Sehingga tiba saatnya kau berubah dari
nothingmenjadi something..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun