Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perpecahan Partai Demokrat dan Catatan Buruk dalam Perpolitikan Indonesia

6 Maret 2021   21:01 Diperbarui: 6 Maret 2021   21:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika perpecahan di tubuh Partai Golkar dan PPP melibatkan internal partai, yang terjadi saat ini adalah Moeldoko yang notebane bukan kader Partai Demokrat.

"Nah ini menurut saya menjadi preseden yang sangat buruk, dengan begitu habis sudah oposisi, meskipun selama ini demokrat tidak bisa juga disebut oposisi," jelas dia.

Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?

Ia menuturkan, mustahil jika Jokowi tidak mengetahui apa yang telah dilakukan bawahannya, tetapi tetap membiarkannya.

"Moeldoko ini bukan hanya dekat, tetapi bagian dari istana. Jadi Pak Jokowi tidak mungkin tidak tahu apa yang dilakukan bawahannya," kata dia.

"Kalau dalam budaya Jawa, membiarkan kan berarti mengizinkan," lanjutnya.

Baca juga: Jadi Trending Topic, Berikut Sejarah Partai Demokrat...

Perlunya konsolidasi

Bagi Wijayanto, apa yang terjadi pada Partai Demokrat ini semakin membuat tren buruk bahwa partai sangat mudah diremukkan oleh penguasa.

Tak hanya itu, peristiwa tersebut juga membuktikan bahwa Indonesia tidak punya tradisi demokrasi yang baik dan mapan, yaitu ada etika politik dan mengetahui batas-batas tertentu dalam konflik.

Untuk Partai Demokrat, ia mengusulkan agar segera melakukan konsolidasi dan membuat partai solid kembali.

Namun, langkah tersebut akan berat seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun