Jika perpecahan di tubuh Partai Golkar dan PPP melibatkan internal partai, yang terjadi saat ini adalah Moeldoko yang notebane bukan kader Partai Demokrat.
"Nah ini menurut saya menjadi preseden yang sangat buruk, dengan begitu habis sudah oposisi, meskipun selama ini demokrat tidak bisa juga disebut oposisi," jelas dia.
Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?
Ia menuturkan, mustahil jika Jokowi tidak mengetahui apa yang telah dilakukan bawahannya, tetapi tetap membiarkannya.
"Moeldoko ini bukan hanya dekat, tetapi bagian dari istana. Jadi Pak Jokowi tidak mungkin tidak tahu apa yang dilakukan bawahannya," kata dia.
"Kalau dalam budaya Jawa, membiarkan kan berarti mengizinkan," lanjutnya.
Baca juga: Jadi Trending Topic, Berikut Sejarah Partai Demokrat...
Perlunya konsolidasi
Bagi Wijayanto, apa yang terjadi pada Partai Demokrat ini semakin membuat tren buruk bahwa partai sangat mudah diremukkan oleh penguasa.
Tak hanya itu, peristiwa tersebut juga membuktikan bahwa Indonesia tidak punya tradisi demokrasi yang baik dan mapan, yaitu ada etika politik dan mengetahui batas-batas tertentu dalam konflik.
Untuk Partai Demokrat, ia mengusulkan agar segera melakukan konsolidasi dan membuat partai solid kembali.
Namun, langkah tersebut akan berat seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.