Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ramalan Megawati: Indonesia Terancam Kelaparan

3 Maret 2021   16:00 Diperbarui: 3 Maret 2021   16:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto udara jalan desa dan sawah yang terendam banjir dan tak bisa dilalui di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Rabu (10/2/2021). Selain curah hujan yang tinggi, luapan Sungai Citarum dan Sungai Cibeet yang merendam areal persawahan sejak Minggu (7/2/2021) tersebut mengakibatkan sebagian besar tanaman padi siap panen rusak dan terancam gagal panen.

Tapi Soeharto selamat dari kemelut impor beras dari Singapur itu, sampai jadi presiden selama 32 tahun.

Kini barang ajaib dalam masalah dunia politik dan ekonomi bukan hanya beras, tapi ada minyak, asuransi, emas, listrik dan seterusnya. Barang dan hal ajaib ini sering berkaitan erat dengan korupsi.

Maka ketika saya menulis artikel ini, artikel Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998 - 2005, Ahmad Syafii Maarif (Buya), judul Republik Sapi Parah, dimuat di harian Kompas, Sabtu 27 Februari 2021 halaman 6. Ia menyebut VOC dan republik ini, masa kini.

“Di antara warisan terbusuk VOC untuk Indonesia merdeka adalah tindakan kriminal korupsi,” ujar Buya. “....Menurut laporan itu, ada anak perusahaan dari sebuah BUMN yang telah berbuat keji dalam tempo lama. Mereka merekayasa anak perusahaan itu agar terlihat legal, demi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Kerugian negara, mencapai ratusan milyar dollar AS.....” Demikian cuplikan-cukplikan kalimat Buya.

“Apa yang terjadi di DPR sebagai lembaga tinggi negara yang kabarnya terkorup tidak dibicarakan di sini,” kata Buya lagi.

Selasa pagi, 2 Maret 2021, saya kontak Buya yang ada di Sleman, Yogyakarta.

"Buya artikel itu bagus,” kata saya.

“Maturnuwun,” jawab Buya di antara ratusan kata dalam kontak telepon kami itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun