Tapi Soeharto selamat dari kemelut impor beras dari Singapur itu, sampai jadi presiden selama 32 tahun.
Kini barang ajaib dalam masalah dunia politik dan ekonomi bukan hanya beras, tapi ada minyak, asuransi, emas, listrik dan seterusnya. Barang dan hal ajaib ini sering berkaitan erat dengan korupsi.
Maka ketika saya menulis artikel ini, artikel Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998 - 2005, Ahmad Syafii Maarif (Buya), judul Republik Sapi Parah, dimuat di harian Kompas, Sabtu 27 Februari 2021 halaman 6. Ia menyebut VOC dan republik ini, masa kini.
“Di antara warisan terbusuk VOC untuk Indonesia merdeka adalah tindakan kriminal korupsi,” ujar Buya. “....Menurut laporan itu, ada anak perusahaan dari sebuah BUMN yang telah berbuat keji dalam tempo lama. Mereka merekayasa anak perusahaan itu agar terlihat legal, demi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Kerugian negara, mencapai ratusan milyar dollar AS.....” Demikian cuplikan-cukplikan kalimat Buya.
“Apa yang terjadi di DPR sebagai lembaga tinggi negara yang kabarnya terkorup tidak dibicarakan di sini,” kata Buya lagi.
Selasa pagi, 2 Maret 2021, saya kontak Buya yang ada di Sleman, Yogyakarta.
"Buya artikel itu bagus,” kata saya.
“Maturnuwun,” jawab Buya di antara ratusan kata dalam kontak telepon kami itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H