KOMPAS.com - Jakarta dan sejumlah kota lainnya mengalami banjir, dan tidak sedikit warga yang terpaksa harus mengungsi.Â
Saat kondisi banjir, seseorang akan menjadi lebih rentan terkena penyakit-penyakit tertentu karena kondisi lingkungan yang memburuk.
Kontak tubuh dengan air yang tercemar akan meningkatkan risiko kita mengalami infeksi pada luka terbuka, dermatitis, konjungtivitis, dan infeksi telinga, hidung, tenggorokan.
Selain itu, banjir juga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mudah menular.
Baca juga: Banjir di Mana-mana, Benarkah Musim Hujan Tahun Ini Lebih Basah?
Risiko kesehatan
Melansir dari Centers for Disease Control CDC, terdapat sejumlah bahaya apabila seseorang terlalu lama terkontaminasi atau terpapar air banjir. Berikut di antaranya:Â
- Infeksi luka
- Ruam kulit
- Penyakit gastrointestinal
- Tetanus
- Leptospirosis (tidak umum)
Infeksi dapat terjadi jika seseorang memiliki luka terbuka atau ruam kulit dan terpapar air banjir.
Hal itu karena potensi adanya bakteri alami bernama vibrios di dalam air banjir yang dapat menyebabkan infeksi jika terdapat luka terbuka atau ruam kulit.
Untuk menghindari terjadinya infeksi semacam ini, Anda bisa gunakan perban anti air untuk menutup area luka atau ruam sebelum masuk ke air banjir.
Karena itu penting untuk melindungi diri dari paparan air banjir terlepas dari sumber kontaminasi. Cara terbaik untuk melindungi diri adalah menjauh dari air.
Baca juga: Sejumlah Ruas Jalan di Semarang Masih Terendam Banjir