Pasalnya, Juna harus menetap lebih lama untuk menyelesaikan pendidikannya dengan biaya sangat besar.
"Anggap kita fast forward yang sekolah pilot itu, it doesn’t workout. Karena waktunya lebih dan dana abis. Mau nambah pakai uang sendiri atau bantuan orangtua tapi tahu ekonomi krisis,” kata Chef Juna.
Oleh karenanya, sekolah pilot yang sempat dijalaninya putus di tengah jalan lantaran tak memiliki biaya.
Akhirnya, pria umur 45 tahun ini bekerja di Amerika sebagai pekerja serabutan. Baik itu dibayar penuh atau setengah karena berstatus pekerja illegal.
Sampai suatu ketika, Juna ditawari kerja sebagai pelayan restoran selama dua pekan.
Baca juga: Cerita Chef Juna Jadi Pelayan Restoran di Amerika demi Bertahan Hidup
3. Diangkat jadi sushi helper
Selama jadi pelayan restoran, Juna bekerja dengan dedikasi tinggi dan melakukan yang terbaik di tempat kerjanya.
Dia hanya libur satu hari dalam sepekan dan bekerja selama enam hari mulai dari pagi hingga restoran tutup.
Hal itu pun berbuah baik karena Juna dilirik oleh chef di restoran sushi tersebut.
Akhirnya, Juna mendapat kesempatan untuk diajari soal berbagai teknik membuat sushi.
Tak hanya itu, Juna kemudian diangkat sebagai sushi helper (asisten chef membuat sushi).