Kepala Dusun Lendang Cempaka, Senaru, Sarwan, mengatakan bahwa keluarga Taufik tergolong keluarga miskin.
Mereka menerima bantuan, seperti kartu sehat dan raskin, tetapi mereka tidak mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) karena tak ada kepala keluarga.
"Kami terus mengupayakan mereka dapat PKH karena sepupu Taufik ada yang sudah bersekolah tetapi terdata di kartu keluarga bapaknya. Hanya saja dia tinggal di sini bersama neneknya" kata Sarwan.
Baca juga: Dua Jenazah Asal Malaysia Korban Longsor Tiu Kelep Dipulangkan
Sarwan sendiri kerap memperhatikan keluarga ini mengingat Taufik sejak kecil tak dirawat kedua orangtuanya.
Taufik, lanjut dia, bekerja keras untuk membantu neneknya memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi sang kakek merantau ke Malaysia, kedua orangtuanya bercerai, dan tiga sepupunya bernasib sama, hidup tanpa kedua orangtua.
Namun Sarwan tak sepakat bila Taufik disebut tulang punggung keluarga.
"Dibilang tulang punggung keluarga sih endak juga karena mereka mengandalkan kiriman dari kakeknya yang merantau di Malaysia. Tapi kalau ada rezeki yang didapat dari air terjun akan diberikan ke neneknya untuk membantu biaya makan minum" ungkap Sarwan.
Baca juga: 6 Fakta 40 Wisatawan Terjebak di Air Terjun Tiu Kelep, Tiga Tewas hingga Wisata Air Terjun Ditutup
Dia lalu menegaskan bahwa anak-anak di Desa Senaru tidak dipekerjakan menjadi guide atau pemandu wisata layaknya orang dewasa.
Mereka hanya mengisi waktu luang sepulang sekolah menjadi tenaga pengangkut barang untuk mendapatkan upah seikhlasnya. Beda dengan Taufik yang tidak bersekolah.