Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1)

25 Maret 2019   09:30 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taufik (7) saat berada di aula RSUP NTB menerima penghargaan kehormatan sebagai pahlawan penyelamat WNA Malaysia, korban Longsor kawasan Wisata Tiu Kelep, Senaru Lombok Utara, Kamis (21/3/2019).

Kepala Dusun Lendang Cempaka, Senaru, Sarwan, mengatakan bahwa keluarga Taufik tergolong keluarga miskin.

Mereka menerima bantuan, seperti kartu sehat dan raskin, tetapi mereka tidak mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) karena tak ada kepala keluarga.

"Kami terus mengupayakan mereka dapat PKH karena sepupu Taufik ada yang sudah bersekolah tetapi terdata di kartu keluarga bapaknya. Hanya saja dia tinggal di sini bersama neneknya" kata Sarwan.

Baca juga: Dua Jenazah Asal Malaysia Korban Longsor Tiu Kelep Dipulangkan

Sarwan sendiri kerap memperhatikan keluarga ini mengingat Taufik sejak kecil tak dirawat kedua orangtuanya.

Taufik, lanjut dia, bekerja keras untuk membantu neneknya memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi sang kakek merantau ke Malaysia, kedua orangtuanya bercerai, dan tiga sepupunya bernasib sama, hidup tanpa kedua orangtua.

Namun Sarwan tak sepakat bila Taufik disebut tulang punggung keluarga.

"Dibilang tulang punggung keluarga sih endak juga karena mereka mengandalkan kiriman dari kakeknya yang merantau di Malaysia. Tapi kalau ada rezeki yang didapat dari air terjun akan diberikan ke neneknya untuk membantu biaya makan minum" ungkap Sarwan.

Baca juga: 6 Fakta 40 Wisatawan Terjebak di Air Terjun Tiu Kelep, Tiga Tewas hingga Wisata Air Terjun Ditutup

Dia lalu menegaskan bahwa anak-anak di Desa Senaru tidak dipekerjakan menjadi guide atau pemandu wisata layaknya orang dewasa.

Mereka hanya mengisi waktu luang sepulang sekolah menjadi tenaga pengangkut barang untuk mendapatkan upah seikhlasnya. Beda dengan Taufik yang tidak bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun