"Tadi dia beli (durian) sebelum tiba di Bayan. Dia suka berbagi anak ini, semua orang mau dia kasih apa yang dia suka dan makan, perhatian orangnya," tutur Renawadi.
Begitu turun dari ambulans saat tiba, dia langsung menjumpai neneknya, Siranim. Dia lalu membuka durian kesukaannya bersama teman-teman sebayanya yang sudah berkumpul.
Tak banyak durian disantap Taufik. Dia malah memanggil siapa saja yang melintas untuk mencicipi durian yang dibawanya.
Dengan bahasa isyarat, Taufik mengungkapkan rasa bahagianya.Â
Baca juga: Kesaksian Warga Malaysia, saat Longsor di Tiu Kelep Terjadi 3 Kali Getaran dalam 5 Menit
Kebiasaan yang selalu disukai warga dan kawan-kawan sebaya Taufik adalah kesukaan bocah ini berbagi apa saja yang dimilikinya pada orang lain meskipun dengan bahasa isyarat.
Namun semua orang di kampungnya memahami dan mengerti apa yang disampaikan Taufik meski tanpa kata-kata.
"Kita harus membahasakan dengan bahasa isyarat, apa pun itu. Taufik sama sekali tidak bisa mendengar, dia lahir tanpa daun telinga, itu yang menyebabkan dia tak mendengar apa pun, dan jadi tidak bisa bicara," ungkap Renawadi.
Â
Tulang punggung keluarga
Taufik bersama ketiga sepupunya diasuh oleh Siranim, sang nenek, sejak bayi. Mereka semua tak lagi tinggal dengan orangtuanya. Orangtua mereka ada yang bercerai, ada yang berburu rezeki ke Malaysia.