Kanako Hosomura (35), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Saitama, mengatakan bahwa dia amat benci keterlambatan meski hanya semenit.
Baca juga: Terlambat 3 Menit Datang ke Rapat, Menteri Jepang Ini Minta Maaf
"Saya memilih datang lebih cepat jika telah memiliki janji. Sebab lebih baik saya yang menunggu daripada membuat orang lain yang menunggu saya," kata Kanako.
Perempuan itu menegaskan, dia tidak akan berteman dengan seseorang yang tidak bisa menepati waktu dan membuat orang lain tidak nyaman.
Namun, bagi sebagian orang budaya yang menekankan pada ketepatan waktu ini bisa amat menekan.
"Pacar saya bekerja di pusat informasi JR Railways. Pekan lalu, dia kembali bekerja dari istirahat dan atasannya mengatakan dia 10 detik terlambat," ujar seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Pria itu menambahkan, kekasihnya itu bahkan mendapatkan peringatan atas keterlambatan 10 detik itu.
Baca juga: Kereta Berangkat 25 Detik Lebih Awal, Perusahaan KA Jepang Minta Maaf
"Ini terlalu ekstrem," kata dia.
Obsesi Jepang atas ketepatan waktu kerap dianggap mereka yang berkunjung ke Jepang sebagai kebiasaan terbaik negeri itu.
Kenyataannya, keterlambatan datang ke tempat kerja memberikan dampak terhadap perekonomian.