Tampilan baru
Meski berkembang pesat, Fajar menyatakan, tidaklah mudah menjalankan roda bisnis terutama sejak memproduksi sepatu. “Bentuk sistemnya, mengurus SDM (sumber daya manusia), macam-macam,” sebutnya. Tetapi pelan-pelan, semua bisa tertangani.
Problem SDM, misalnya. Fajar menuturkan, kadang ada miskomunikasi dengan karyawan. Kalau terjadi miskomunikasi, maka hubungan bisa merenggang. Cara mengatasinya, ia dan Ira sering mengobrol dengan karyawan. “Ada SOP sih, tapi tetap yang harus dijaga sisi humanisnya,” tutur dia.
Untuk melebarkan pasar, sejatinya pada 2014, Fajar pernah membuat sepatu untuk pria. Terlebih, banyak turis asing berlibur ke Indonesia juga untuk membeli sepatu buatan tangan (handmade).
Tapi ternyata, biaya produksinya mahal. Alhasil proyek itu sekarang jalan di tempat. Fajar hanya membuat berdasarkan pesanan, tidak produksi dalam jumlah banyak. “Fokus ke target pasar kami, yaitu perempuan,” ujar dia.
Baca juga: Bermodal Tiga Lembar Kain, Pengrajin Tapis Ini Raup Omzet Rp 40 Juta
Ke depan, mereka berencana meluncurkan aplikasi bergerak (mobile apps) dan website Adorable Projects yang baru. “Biar customer lebih nyaman, lihat lebih enak,” imbuh Fajar.
Rencana lain, Adorable Projects bisa berbadan hukum. Sebetulnya, Fajar dan Ira sudah mengurus pembentukan perseroan terbatas (PT) sejak tahun lalu. Namun sampai sekarang, belum jadi-jadi juga.
Sampai-sampai, menurut Fajar, notaris yang membantu mengusahakan pembentukan PT menyarankan dirinya untuk mengurus ke Bandung yang lebih gampang. “Di Cimahi rada susah, enggak tahu kenapa begitu. Tapi, kalau pindah kantor ke Bandung malah pusing cari kontrakan. Ya, sudah tunggu saja di Cimahi,” katanya.
Yang jelas, bisnis Fajar dan Ira kini tidak hanya bisa membiayai pacaran atau kebutuhan sehari-hari, tapi juga bisa menghidupi banyak karyawan. (Merlinda Riska)
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kisah Fajar Nugraha dan Ira Hanira membangun Adorable Projects