Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Sejoli Membangun Usaha, Modal Rp 182.000 Kini Beromzet Rp 500 Juta

3 Maret 2019   15:48 Diperbarui: 3 Maret 2019   15:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Cerita Repotnya Kerupuk dan Indomie Muncul di Harbolnas China…

Mulanya, Fajar berkisah, penjualan aksesori baru sebatas ke teman-teman saja. Baru pada Januari 2009, Adorable Projects yang berarti proyek yang manis sekali atau mengagumkan, memulai penjualan secara daring melalui Friendster, Facebook, dan Twitter.

Penjualan perdana lewat kanal online mendulang sukses besar. Hanya dalam tempo tiga menit, 50 pieces aksesori terjual.

Untuk pembagian kerja, itu tadi, Ira lebih ke bagian produksi aksesori, mulai pemilihan bahan, warna, sampai desain. Sementara Fajar fokus ke bidang pemasaran, pengemasan, dan foto produk.

Untuk foto produk, Fajar dan Ira awalnya hanya menggunakan kamera ponsel. Setelah mendekap keuntungan, mereka pun membeli kamera poket digital buat memotret produk. Demi hasil jepretan yang lebih bagus lagi, keduanya kemudian membeli kamera digital single-lens reflects (DSLR).

Gandeng perajin

Setelah dua tahun jualan aksesori, Fajar dan Ira banting setir dengan berdagang sepatu. “Karena istri saya tuh, suka beli sepatu dan dia mau nyoba jualan sepatu,” jelas Fajar.

Akhir 2010 jadi awal Adorable Projects jualan sepatu. Saat itu, mereka belum memproduksi sendiri, tapi sebagai reseller. Mereka memulai dengan menjual 38 pasang sepatu flat wanita. Ternyata laku keras.

Tiga bulan menjadi reseller, Fajar dan Ira mulai kepikiran untuk membuat sepatu sendiri khusus untuk perempuan. Soalnya, di daerah Bandung banyak perajin sepatu.

Setelah melakukan penjajakan, keduanya ketemu dengan perajin yang sanggup mengerjakan sepatu sesuai pesanan mereka. Yakni, berkualitas, namun dengan harga jual yang terjangkau.

Untuk desain sepatu, Ira yang membuatnya. Cuma sesekali, lulusan Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Nasional, Bandung, ini membeli karya desainer lepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun