NEW YORK, KOMPAS.com - Ketika menghadapi wawancara kerja, calon kandidat pasti ingin bsia menjawab pertanyaan secara lebih unggul dibandingkan kandidat lainnya.
Artinya, kandidat tersebut harus bisa menjawab setiap pertanyaan, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menjebak.
Namun, bagaimana jika Anda benar-benar tidak mengetahui jawaban dari sebuah pertanyaan yang diajukan?
Hal tersebut pernah dihadapi oleh CEO Google Sundar Pichai pada 2004, ketika dirinya untuk pertama kali wawancara kerja untuk posisi VP Product Management. Dalam sebuah acara bincang dengan mahasiswa almamaternya, Indian Institute of Technology, Pichai membagikan cerita wawancara kerjanya di salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia itu.
Baca juga: Google Ditinggal Orang Penting di Periklanannnya
Dikutip dari CNBC Make It, Minggu (3/2/2019), saat pertama kali wawancara, dirinya diberi pertanyaan soal Gmail.
Namun, ada satu masalah, Google mengumumkan peluncuran jasa pengiriman surat elektronik tersebut di hari yang sama dengan dirinya melakukan wawancara, yaitu pada 1 April.
"Saya pikir hal itu adalah lelucon April Mop," ujar dia.
Dia merespon pertanyaan tersebut dengan mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan lantaran dirinya belum pernah menggunakan produk terbaru Google saat itu.
Baca juga: Pertama dalam Satu Dekade, Google Naikkan Harga untuk Paket G Suite
"Baru di wawancara keempat seseorang bertanya, 'Apakah kamu pernah melihat Gmail?' dan saya menjawab belum. Sehingga dia menunjukkan apa itu Gmail. Baru kemudian pewawancara kelima bertanya 'Apa yang Anda ketahui soal Gmail?' dan saya pun bisa menjawab," ujar Pichai.
Kebanyakan kandidat akan mencari jawaban dengan mengada-ada ketika dihadapkan pada kondisi serupa. Namun, Pichai memilih untuk melakukan kebalikan dan berkahir dengan memuaskan para pewawancara sehingga bisa mendapatkan posisi yang dia inginkan.
Inilah beberapa alasan mengapa respon Pichai mengesankan.
 1. Dia menunjukkan kerendahan hati intelektual
Kerap kali, dengan menunjukkan ketidaktahuan terhadap suatu pertanyaan akan membuat nilai Anda turun beberapa poin. Akan tetapi, akan lebih baik menjawab dengan tidak tahu dibanding mengada-ada sebuah jawaban.
Riset pun telah membuktikan, seseorang dengan kerendahan hati intelektual, atau yang biasa disebut dengan menyadari ketidaktahuan adalah orang yang mudah belajar.
Jika Anda nanti dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit, tetap tenang dan berpikirlah sejenak sebelum merespon.
 2. Dia memiliki alasan
Alih-alih hanya mengatakan kepada pewawancara dirinya tidak tahu, Pichai mengatakan kepada pewawancara alasan dari ketidak tahuannya, yaitu dirinya belum pernah menggunakan produk tersebut. Dengan demikian, Pichai menunjukkan rasa ingin tahunya.
Pichai pun melihat hal tersebut sebagai kesempeatan, di mana pada setiap 'tidak tahu', ada kesempatan untuk belajar, ang selanjutnya membuat pewawancara menunjukkan produk tersebut.
3. Mengalihkan pembicaraan
Setelah menegaskan apa yang tidak dia ketahui, Pichai mengalihkan pembicaraan untuk menegaskan apa yang dia tahu.
Setelah melihat sekilas tentang Gmail, dia pun menjadi lebih paham mengenai produk tersebut dan memungkinkannya untuk menampilkan kejujuran dan kecerdasan yang dia miliki.
Kesimpulannya adalah, memberikan jawaban yang jujur adalah hal positif. Nilai dari menjadi jujur secara intelektual adalah memberi Anda kesempatan untuk menunjukkan apa yang Anda tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H