"Bisa jadi, kami temukan sudah jauh dari laut..." ucapnya.
Baca juga: Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar hingga Piring Makan (2)
Lumba-lumba jantan yang selamat, lanjut dia, dalam kondisi baik dan normal. Mamalia ini akhirnya dilepaskan di perairan Tanjungbalai-Asahan setelah dievakuasi dengan menggunakan jaring dan mobil oleh petugas gabungan.Â
Luka gegar otak
Jaringan Animal Aid Network (JAAN) yang ikut melakukan upaya penyelamatan menceritakan, arus sungai cukup deras saat itu. Ketika ditemukan, ada luka di bagian tubuh lumba-lumba jantan yang diperkirakan berusia 12 sampai 15 tahun itu.
"Kami giring ke wilayah dangkal, kemudian kami bawa ke laut melalui jalur darat," kata Amang dari JAAN.
Alasannya, kalau melalui jalur sungai akan memakan jarak 100 kilometer, sedangkan jika memilih jalur darat hanya memakan waktu tiga jam.
Baca juga: Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar sampai Piring Makan (3)
Menurut Amang, lumba-lumba terdampar itu jenis lumba-lumba pesisir yang sering masuk ke perairan tawar dan payau. Namun biasanya, tidak akan masuk ke wilayah sungai terlalu jauh.
"Dugaan saya, mereka tersesat karena pada induk yang mati ada luka benturan di dekat lubang pernafasannya. Mungkin menabrak sesuatu sehingga gegar otak, padahal di sini letak syaraf dan navigasinya," ujar Amang.
Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi membenarkan soal luka di bagian punggung lumba-lumba. Namun menurut dia, luka tersebut tidak disebabkan oleh gangguan manusia. Diperkirakan, luka terjadi karena lumba-lumba tersebut memaksa berenang dan menabrak banyak benda solid.