JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta meresmikan program Jak Lingko Tanah Abang pada Selasa (11/12/2018) bersamaan dengan dibukanya jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang, sehari sebelumnya.
Program Jak Lingko adalah integrasi antara bus transjakarta dengan angkutan kota (angkot) dan bus kecil. Berikut lima fakta Jak Lingko Tanah Abang yang telah dirangkum Kompas.com:
Perubahan Nama dari OK Otrip
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, Jak Lingko adalah program integrasi moda transportasi yang dulunya bernama OK Otrip.
"Jak Lingko yang hari ini mulai dioperasikan di Tanah Abang itu bukan yang pertama. Kami sudah jalankan di beberapa rute seperti di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, yang dulu namanya OK Otrip," kata Agung di Kolla Space Co-working, Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: Hari ini, Jak Lingko Tanah Abang Mulai Beroperasi
Program OK Otrip mulai diperkenalkan ketika pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berkampanye pada Pilkada DKI 2017. Program itu pertama kali diuji coba pada 15 Januari 2018.
Uji coba sempat diperpanjang hingga empat kali sampai akhirnya diterapkan mulai 1 Oktober. Selanjutnya, nama OK Otrip diubah menjadi Jak Lingko sehubungan dengan penerapan program integrasi transportasi.
8 Rute dan Terintegrasi Transjakarta
Jak Lingko Tanah Abang melayani delapan rute, yakni OK 7 Grogol-Tanah Abang, OK 8 Roxy-Bendungan Hilir, OK 9 Roxy Mas-Karet, OK 10 Tanah Abang-Kota, OK 11 Tanah Abang-Kemayoran Lama, OK 12 Tanah Abang-Kebayoran Lama, OK 13 Tanah Abang-Jembatan Lima, dan OK 14 Tanah Abang-Meruya Ilir.
Selain itu, Jak Lingko Tanah Abang juga terintegrasi dengan enam rute bus transjakarta, yakni rute (8C) Tanah Abang-Kebayoran Lama, (1H) Tanah Abang-Stasiun Gondangdia, (8K) Tanah Abang-Batusari, (9D) Tanah Abang-Pasar Minggu, dan (5F) Tanah Abang-Kampung Melayu, dan Tanah Abang Explorer.
Pakai Kartu Jak Lingko
Agung mengatakan, masyarakat bisa menggunakan bus kecil dan angkot yang masuk program Jak Lingko secara gratis. Mereka hanya perlu membayar perjalanan jika menggunakan bus transjakarta.
"Gratis untuk penumpangnya. Penumpangnya cukup pegang kartu, tapping, dan enggak boleh ada yang narik uang lagi," kata Agung.
Baca juga: 2020, Angkutan Umum di Jakarta Ditargetkan Terintegrasi Jak Lingko
Agung mengungkapkan, saat ini masyarakat bisa memperoleh kartu Jak Lingko seharga Rp 10.000 di halte-halte transjakarta. Bahkan, kata dia, ada petugas yang menawarkan kartu tersebut di dalam angkutan kota atau bus kecil yang terintegrasi program Jak Lingko.
Sehingga, tak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak memiliki kartu Jak Lingko.
"Sekarang (harganya) Rp 10.000 untuk promo sampai akhir tahun. Sudah kami cetak sekitar 40.000 kartu. Harga (setelah promo) masih kami evaluasi lagi," ujar Agung.
Saat ini, kartu Jak Lingko terhubung dengan dua bank nasional, yakni Bank DKI dan Bank Negara Indonesia (BNI). Masyarakat bisa melakukan pengisian ulang atau top up kartu di ATM atau tiap halte transjakarta.Â
Bisa Pakai Kartu OK Otrip
Agung mengatakan, bagi masyarakat yang telah memiliki kartu OK Otrip, mereka tidak perlu membeli kartu Jak Lingko lagi. Mereka masih bisa menggunakan kartu OK Otrip tanpa dipungut biaya apapun.
"Enggak perlu (beli kartu baru). Bayarnya pakai kartu yang lama (kartu OK Otrip) juga bisa karena memang cuma namanya yang berubah," kata Agung.
Tantangan Pengoperasian
Walaupun telah diresmikan, Jak Lingko Tanah Abang masih memiliki tantangan.
Agung menyebut, tantangan pertama adalah hanya ada 61 kendaraan yang memenuhi syarat untuk bisa integrasi dengan program Jak Lingko. Padahal, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah merekomendasikan 307 kendaraan angkotan kota (angkot) dan bus kecil.
"Baru seperlima yang memenuhi syarat. Kami dari Transjakarta sangat ketat. Kendaraan-kendaraan yang mau dioperasikan, kami selalu cek, evaluasi, dan kendalikan kelayakannya. Kalau enggak layak, kami enggak mau juga mengoperasikan," ujar Agung.
Baca juga: Dishub DKI Rencanakan Jak Lingko Mencakup Transportasi Laut
Tantangan selanjutnya adalah tidak semua pengemudi memiliki SIM A umum. Oleh karena itu, Transjakarta berkomitmen untuk membantu para pengemudi angkot dan bus kecil yang masuk dalam program Jak Lingko untuk mendapat SIM A umum dari pihak kepolisian.
"Pengemudinya itu harus punya SIM A umum, bukan sekadar SIM A biasa. Tantangan selanjutnya bagaimana kami membuat para pengemudi ini punya SIM A umum. Mereka harus daftar, ujian, dan bayar," ujar Agung.
"Kami Transjakarta mengambil langkah untuk membantu bagaimana caranya mereka harus bisa ikut ujian SIM A umum. Kami sudah komunikasi dengan kepolisian dan kepolisian siap mendukung," lanjutnya.