Untuk mencapai sekolahnya, memang tidak dilakukan dengan terus dengan berjalan kaki. Karena, setelah mencapai jalan desa, bisa menumpang motor ojek sekitar 1 kilometer dengan ongkos Rp7.000 sekali jalan.
''Kalau ada uangnya kami pakai ojek. Tapi kalau lagi enggak ada uang ya terpaksa berjalan kaki sampai sekolah begitu juga pulangnya,'' aku Pipin.
Sebenarnya, lanjut dia, perjalanan dari rumah ke sekolah bila menggunakan jalan kampung yang utama harus ditempuh sekitar 5 kilometer.
Saat ini, perjalanan pergi ke sekolah begitu juga pulangnya sudah bisa dilakukan dengan cara melintasi bagian dalam kampus SMA Pesantren Unggul Al Bayan.
Sehingga, jarak tempuhnya menjadi lebih singkat, hanya sekitar 3 kilometer.
''Alhamdulillah, kami sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah Al Bayan. Sehingga perjalanan lebih singkat,'' tutur Pipin dengan rasa senang.
Semangat Adul
Sementara Adul setelah turun dari sepeda motor yang membawanya dari sekolah di halaman kampus Al Bayan, langsung dengan penuh semangat berjalan kaki, meskipun harus merangkak.
Sedangkan ibundanya dan kakaknya, Abdul Fatah Nurdin Salam (11) yang sudah duduk di kelas 6 SD itu mengikuti dari belakangnya.
Adul setiap hari harus melintasi beberapa anak tangga sebelum keluar dari kampus pesantren Al Bayan menuju jalan setapak menuju kampungnya.
Di jalan kampung, Adul pun harus menempuh perjalanan di atas jalan tanah yang pada musim hujan ini mulai basah dan licin.