Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan di Balik Banyaknya Instruksi Saat "Take Off" dan "Landing"

30 Oktober 2018   17:15 Diperbarui: 30 Oktober 2018   17:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota TNI melakukan pengamatan dari jendela pesawat dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501, di atas Laut Jawa, Senin (29/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.

Pertama mempermudah evakuasi yang akan dilakukan oleh awak kabin karena sudah mengetahui keadaan di luar melalui kaca jendela.

Dengan hal itu, mereka dapat melakukan  rencana evakuasi terbaik yang paling memungkinkan untuk diterapkan. Pintu mana yang bisa digunakan untuk evakuasi dan sebagainya.

Kedua, untuk memudahkan orang yang ada di luar pesawat mengetahui keadaan dalam pesawat yang mengalami gangguan penerbangan.

Terakhir, untuk memudahkan laporan gangguan yang terjadi di badan pesawat. Penumpang dapat melihat dari kaca jendela apabila badan pesawat mengalami gangguan, misalnya pada bagian sayap terjadi percikan api dan sebagainya.

"Penumpang itu banyak rasa penasaran, mereka punya penglihatan ekstra jika sesuatu yang salah terjadi. Biasanya penumpang melaporkan gangguan-gangguan yang mereka temui dengan segera," kata Saran.

Meredupkan lampu

Lampu kabin di dalam pesawat meredup apabila pesawat hendak lepas landas atau mendarat.Satu lagi prosedur yang dilakukan dalam sebuah penerbangan jika pesawat hendak lepas landas ataupun mendarat, yakni meredupkan cahaya lampu yang ada. Hal ini utamanya dilakukan pada penerbangan malam hari.

Seorang professional di industri aeronautika, David Robinson, memberikan penjelasannya.

Menurut dia, kemampuan mata untuk menyesuaikan diri dari keadaan terang ke gelap membutuhkan waktu. Sementara waktu yang tersedia untuk orang menyelamatkan diri dari kecelakaan yang terjadi di pesawat sangat terbatas, yakni 90 detik.

Untuk mengoptimalkan evakuasi, jika terjadi hal-hal buruk, meredupkan lampu pun dilakukan.

Tujuannya tidak lain agar penglihatan para penumpang disesuaikan dengan keadaan gelap di luar pesawat. Jika sudah begitu, proses evakuasi dapat berjalan dengan lebih cepat karena mata sudah disesuaikan dengan kondisi gelap di luar.

"Jika Anda sudah sedikit menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya rendah sebelum insiden terjadi, Anda akan memiliki visibilitas 1.000 kali lebih baik dibandingkan jika Anda tiba-tiba terjun ke kegelapan. Sementara Anda hanya memiliki 90 detik untuk turun dari pesawat," kata David.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun