Seiring tumbuh dewasa, Fachrudin kemudian mendapatkan cerita dari salah seorang yang berusia tua mengenai sejarah periode 1965-1966.
"Kemudian waktu baca buku Tan Malaka dan lihat film Senyap (2014), kayaknya apa yang dibilang Si Mbah benar," ucap dia, sambil tertawa.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Heri (45) saat ditanyai pandangannya tentang film yang dibintangi Amoroso Katamsi dan Syubah Asa ini. Menurut Heri, film itu bernilai propaganda sejarah.
"Itu propaganda saja. Bapak-Ibu dulu sudah sering menceritakan tentang siapa Soekarno, siapa Soeharto. Jadi saya bisa menyebut siapa yang sebetulnya PKI, bukan yang digambarkan dalam film," ujar Heri.Â
Kembali ke pembahasan film, Bayu Prihantoro Filemon menilai, film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI memang dapat memiliki dampak dalam kehidupan bermasyarakat di masa depan.
Dia mengaku ada kekhawatiran bahwa ketakutan yang selalu berulang setiap tanggal 30 September terus tertanam.Â
"Ini berdampak ke bagaimana kehidupan berdemokrasi negara kita dipahami dan diejawantahkan dalam keseharian kita. Apa sih yang lebih mengerikan dibanding hal-hal tersebut?" kata dia.
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H