Peso Argentina memiliki lebih dari separuh nilai terhadap dollar AS sejak awal tahun ini.
Ketika mata uang itu menukik jatuh lagi minggu ini, pemerintah meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mempercepat pembayaran dari kesepakatan 50 miliar dollar AS yang dibentuk awal tahun ini.
Bank sentral Argentina pada Kamis menaikkan suku bunga utamanya dari 45 persen menjadi 60 persen dalam upaya mendorong investor untuk mempertahankan peso mereka.
Dikatakan, pihaknya berencana untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat itu sampai setidaknya Desember dan beberapa analis mengatakan suku bunga itu tidak akan turun sampai pertengahan tahun depan.Â
Namun langkah luar biasa itu gagal membendung keruntuhan mata uang peso Argentina.
Menurut Moody's yang dilansir dari CNN Money, hampir 70 persen dari utang pemerintah Argentina dalam mata uang asing. Hal ini akan jadi semakin sulit untuk dibayar karena peso merosot.
 3. India
Rupee India mencapai rekor terendah baru terhadap dollar AS pada Jumat (31/8/2018), sebagai bagian dari aksi jual pasar yang lebih luas. Sudah hampir 10 persen sejak awal tahun ini.
Ekonomi India belum menunjukkan banyak tanda kelemahan. Saat ini, India jadi ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di dunia, dan melaporkan data kuartal kedua Jumat malam.
Namun, hal itu sangat bergantung pada impor energi yang menempatkannya dalam posisi rentan karena harga minyak naik. Hal ini membantu mendorong inflasi ke tingkat yang tidak nyaman bagi bank sentral.
Faktor-faktor lain yang membebani mata uang adalah perang perdagangan global dan tingkat kenaikan suku bunga AS yang membuat harga aset dalam rupee dan mata uang negara berkembang lainnya kurang menarik.