Realita di akar rumput
Adit menilai, skenario yang disusun oleh "pemain" di level mediator itu menyebabkan kekacauan di kelas masyarakat akar bawah.
“Ketika sudah sampai di level grass root atau media sosial banyak orang, banyak kepentingan, yang belum tentu mereka paham apa yang ditampilkan dan disampaikan oleh para sosok atau kandidat itu. Apakah mereka tahu yang sesungguhnya terjadi, belum tentu juga,” kata Adit.
Sebagian kelompok yang kerap ribut di media sosial adalah mereka yang mudah terpancing dan ikut menyebarluaskan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau hoaks.
Hal inilah yang menjadi pemicu masyarakat menjadi terpecah-belah.
“Masyarakat juga kan enggak tahu dan ikut terpancing, ikut menjadi panas, dan sebagainya. Setelah itu ikut mengamini kelompok si ini, kelompok si itu,” ujar Adit.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat perlu diedukasi agar selektif dalam menyaring informasi karena hoaks banyak tersebar di media sosial saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H