Rangkulan untuk elite
Rangkulan Hanifan seakan merobohkan sekat-sekat kaku politik. Ketua DPR Bambang Soesatyo bahkan menyebut momen membuat situasi politik menjadi sejuk.
Belakangan, ketegangan politik di tataran masyarakat memang memanas. Sebut saja rencana deklarasi #2019GantiPresiden di sejumlah daerah yang mendapatkan penolakan.
Bahkan, massa pro dan kontra gerakan itu hampir saja menyulut kericuhan.
Baca juga: Pelukan Jokowi dan Prabowo Obati Kerinduan Akan Kerukunan Pemimpin
Menurut analis politik Exposit Strategic Arif Susanto, para elite politik punya andil besar terhadap ketegangan politik di tingkat rakyat belakangan ini.
Bukannya meredakan situasi, para elite justru menaikkan ketegangan politik sebagai pemanasan menuju Pemilu 2019.
Masalahnya, hal ini dilakukan dengan cara mempermainkan psikologi massa, lewat bentuk-bentuk agitasi politik, sehingga rentan berkembang menjadi konflik horizontal.
Padahal, politik mestinya merupakan suatu bentuk moderasi konflik. Sayangnya, dalam konteks persaingan politik hari ini, politik justru mempertajam konflik.
"Dengan buruknya pendidikan politik, sebagian elite justru menempatkan diri sebagai demagog yang menunggangi massa untuk digerakkan sebagai ujung tombak dalam pertarungan politik," kata dia kepada Kompas.com.
Namun, saat sebagian elite tak berupaya meredakan situasi, bahkan cenderung membuat tensi lebih tinggi, rakyat justru memberikan contoh untuk para elitenya.