Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membandingkan Angka Kemiskinan dari Era Soeharto hingga Jokowi

31 Juli 2018   10:30 Diperbarui: 31 Juli 2018   10:32 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga melakukan aktivitas dibantaran kali Jln. Jati Bunder, Kel. Kebon Melati, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat , Selasa (5/9/2017). Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat akan menata kawasan kumuh melalui pencanangan program 100-0-100 yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat dengan target Jakarta bebas dari kawasan kumuh pada tahun 2019.

Warga melakukan aktivitas dibantaran kali Jln. Jati Bunder, Kel. Kebon Melati, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat , Selasa (5/9/2017). Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat akan menata kawasan kumuh melalui pencanangan program 100-0-100 yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat dengan target Jakarta bebas dari kawasan kumuh pada tahun 2019.JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan kemiskinan bukan hanya dialami belakangan ini. Sejak dulu, siapapun presidennya, soal kemiskinan menjadi pekerjaan rumah utama yang harus segera dituntaskan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 1970 hingga 2018, tren angka kemiskinan cenderung menurun meski sempat naik di tahun 1996, 1998, 2002, 2005, 2006, 2013, 2015, dan 2017.

Kemiskinan tertinggi terjadi pada 1970, di mana terdapat 60 persen penduduk yang masuk kategori miskin atau 70 juta jiwa. Sementara angka terendah ditunjukkan pada data BPS bulan Maret 2018, yakni 9,82 persen dengan 25,95 juta penduduk miskin. Pertama kalinya angka kemiskinan di Indonesia berada di bawah 10 persen.

Baca juga: Begini Hitung-hitungan Angka Kemiskinan di Indonesia Cara BPS

Berikut ini perbandingan angka kemiskinan dari masa ke masa, dibagi berdasarkan presiden yang memimpin saat itu (referensi data setiap tahun diambil pada Februari):

1. Era Presiden Soeharto 

  • 1970 : Angka kemiskinan 60 persen dengan 70 juta jiwa.
  • 1976 : Angka kemiskinan turun menjadi 40,1 persen dengan 54,2 juta jiwa.
  • 1978 : Angka kemiskinan turun menjadi 33,3 persen dengan 47,2 juta jiwa.
  • 1980 : Angka kemiskinan turun menjadi 28,6 persen dengan 42,3 juta jiwa.
  • 1981 : Angka kemiskinan turun menjadi 26,9 persen dengan 40,6 juta jiwa.
  • 1984 : Angka kemiskinan turun menjadi 21,2 persen dengan 35 juta jiwa.
  • 1987 : Angka kemiskinan turun menjadi 17,4 persen dengan 30 juta jiwa.
  • 1990 : Angka kemiskinan turun menjadi 15,1 persen dengan 27,2 juta jiwa.
  • 1993 : Angka kemiskinan turun menjadi 13,7 persen dengan 25,9 juta jiwa.
  • 1996 : Angka kemiskinan naik menjadi 17,47 persen dengan 34,01 juta jiwa.

2. Era Presiden BJ Habibie 

  • 1998 (Desember) : Angka kemiskinan naik menjadi 24,2 persen dengan 49,5 juta jiwa.
  • 1999 (Februari) : Angka kemiskinan turun menjadi 23,43 persen dengan 47,97 juta jiwa.

3. Era Presiden Abdurrahman Wahid

  • 2000 : Angka kemiskinan turun menjadi 19,14 persen dengan 38,74 juta jiwa.
  • 2001 : Angka kemiskinan turun menjadi 18,41 persen dengan 37,87 juta jiwa.

4. Era Presiden Megawati Soekarnoputri

  • 2002 : Angka kemiskinan naik menjadi 18,20 persen dengan 38,39 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
  • 2003 : Angka kemiskinan turun menjadi 17,42 persen dengan 37,34 juta jiwa.
  • 2004 : Angka kemiskinan turun menjadi 16,66 persen dengan 36,15 juta jiwa.

5. Era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

  • 2005 : Angka kemiskinan naik menjadi 16,69 persen dengan 36,8 juta jiwa.
  • 2006 : Angka kemiskinan naik menjadi 17,75 persen dengan 39,3 juta jiwa.
  • 2007 : Angka kemiskinan turun menjadi 16,58 persen dengan 37,17 juta jiwa.
  • 2008 : Angka kemiskinan turun menjadi 15,42 persen dengan 34,96 juta jiwa.
  • 2009 : Angka kemiskinan turun menjadi 14,15 persen dengan 32,53 juta jiwa.
  • 2010 : Angka kemiskinan turun menjadi 13,33 persen dengan 31,02 juta jiwa.
  • 2011 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 12,49 persen dengan 30,12 juta jiwa.
  • 2011 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 12,36 persen dengan 30,01 juta jiwa.
  • 2012 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,96 persen dengan 29,25 juta jiwa.
  • 2012 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,6 persen dengan 28,71 juta jiwa.
  • 2013 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,36 persen dengan 28,17 juta jiwa.
  • 2013 (September) : Angka kemiskinan naik menjadi 11,46 persen dengan 28,61 juta jiwa.
  • 2014 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,25 persen dengan 28,28 juta jiwa.
  • 2014 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,96 persen dengan 27,73 juta jiwa.

6. Era Presiden Joko Widodo

  • 2015 (Maret) : Angka kemiskinan naik menjadi 11,22 persen dengan 28,59 juta jiwa.
  • 2015 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,13 persen dengan 28,51 juta jiwa.
  • 2016 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,86 persen dengan 28,01 juta jiwa.
  • 2016 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,7 persen dengan 27,76 juta jiwa.
  • 2017 (Maret) : Angka kemiskinan naik menjadi 10,64 persen dengan 27,77 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
  • 2017 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,12 persen dengan 26,58 juta jiwa.
  • 2018 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 9,82 persen dengan 25,95 juta jiwa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun