"Dan KNKT juga melakukan pencarian fakta agar kita bisa mengetahui sebab-sebab kecelakaan dan dasar bagi kita untuk memperbaiki tata kelola pelayaran di Indonesia dan khususnya di Danau Toba," kata dia.
Untuk mendukung pencarian, TNI juga menerjunkan 25 anggota Pasukan Katak.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Tinjau Pencarian Penumpang KM Sinar Bangun
TNI juga mengirimkan alat khusus dari Pusat Hidro-Oseanografi (Hidros) TNI AL untuk melihat dasar dan kontur permukaan Danau Toba. Alat itu diharapkan mampu menemukan lokasi persis tenggelamnya kapal.
Basarnas juga memperluas empat sektor pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba hingga 10 kilometer dari lokasi perkiraan tenggelamnya kapal.
Sebab, Basarnas dan tim pencari lainnya belum menemukan korban lainnya.
"Kami lihat kalau belum ketemu tentu lebih diperluas lagi karena air ada arusnya. Kita punya perhitungan tersendiri, tetap dibagi ke dalam empat sektor dan dibagi di sekitar lokasi perkiraan tenggelamnya kapal, kita bagi 4 sektor sejauh 10 kilometer," kata Syaugi di Posko Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun di Dermaga Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2018).
Baca juga: KM Sinar Bangun Tak Miliki Manifes dan Surat Izin Berlayar
Sementara itu Kapolri Tito Karnavian juga menilai data yang hanya didapat dari satu sumber belum bisa dikatakan valid.
Ia memerintahkan jajaran Polres Simangulun dan Polres Samosir mencari sumber data alternatif untuk memastikan jumlah penumpang KM Sinar Bangun.
Ia menilai angka 184 korban hilang itu sebagai angka fantastis. Jumlah seluruh penumpang kapal tak pasti karena KM Sinar Bangun tak mengeluarkan tiket dan tak ada manifes penumpang.