Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadhan di Lapas Ambarawa Serasa di Pondok Pesantren

26 Mei 2018   07:27 Diperbarui: 26 Mei 2018   07:34 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para narapidana penghuni Lapas Kelas IIa Ambarawa, Jawa Tengah menghabiskan waktu selama Ramadhan dengan bertadarus Al Quran.

Mulai dari tadarus, salat tarawih, Salat 5 waktu berjamaah dan mendengarkan tausiyah atau ceramah agama.

Budi mengaku dipercaya sebagai salah satu Takmir Masjid Darut Tabiin, karena dianggap tidak pernah berbuat kesalahan selama menjalani hukuman.

Tugas ini ia lakukan dengan ikhlas, lantaran disisa masa hukumannya yang akan berakhir pada akhir September 2018 ini dirinya ingin berbuat yang bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi sesama narapidana.

"Jika ada narapidana yang masih belum mau beribadah, kami malah semakin tertantang untuk mengajaknya, mulai dari membaca Al Quran hingga salat,” ujarnya.

Menurutnya, kebebasan menjadi hal yang paling didambakan oleh setiap narapidana. Mereka terpaksa menjadi pesakitan sebagai ganjaran atas kejahatan yang telah mereka lakukan.

Berada di sebalik tembok Benteng Willem I ini, kata Budi, dirasakan sebagi kasih sayang Tuhan dengan banyak memberikan waktu untuk merenungi setiap episode kelam dalam perjalanan hidupnya.

Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan maghfirah (pengampunan) ini, Budi ingin memanfaatkan waktunya untuk berbuat baik dan beramal salih.

"Saya dulu terjerat kasus korupsi. Terkadang dalam tadarus ini meski tak tahu artinya, saya seperti sedang meratapi dosa," tuntasnya.

Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas Kelas IIA Ambarawa, Maskuri, mengatakan, penghuni Lapas Ambarawa sebanyak 431 orang. Terdiri dari 385 narapidana muslim, 44 narapidana nasrani dan 2 orang narapidana beragama Budha.

"Mengaji menjadi salah satu syarat untuk asimilasi bagi narapidana. Kegiatan ini kami gelar secara bergiliran," kata Maskuri.

Ia menjelaskan, upaya pembinaan yang dilakukan kepada para penghuni Lapas Ambarawa ini dilakukan dengan dua pendekatan, yakni melalui pembinaan rohani dan pelatihan keterampilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun