"Ayu kecil sering membuat kami was-was dengan kebiasaanya memanjat pohon kelapa dan alpukat hingga ke puncak. Kami tak menyangka, Ayu yang suka berlari dan memanjat pohon itu akhirnya menjadi atlet panjat tebing yang melambungkan nama Indonesia. Selamat Ayu, teruslah berlatih menjadi yang terbaik. Kami bangga padamu," kata Maryati yang merupakan mantan TKI di Arab Saudi ini.
Ramadhan
Dalam beberapa hari ini, Ayu berkesempatan pulang ke kampung halamannya yang berlokasi di kawasan hutan perbukitan karst. Ayu ingin menjalankan ibadah puasa Ramadhan bersama keluarganya di kampung.
Ayu memang baru bisa berkumpul dengan keluarga sejak kejuaraan di Chongqing, 6 Mei lalu.
"Malam ini saya balik ke Yogyakarta, berlatih mempersiapkan untuk Asian Games bersama atlet lainnya. Kami bertekad memborong medali untuk Indonesia. Sebelumnya saya memang jarang pulang karena padat jadwal latihan. Dari mengikuti berbagai kejuaraan, saya perlahan belajar bagaimana mengontrol diri untuk tenang dan fokus," ungkap Ayu.
Di rumah sederhana berukuran 9 meter x 11 meter, Ayu tinggal bersama kedua orangtuanya. Rumah berdinding tembok dan beralaskan keramik itu sebagian baru saja rampung direnovasi.
"Maaf ya rumahnya seperti ini," tutur gadis berhijab itu.
Baca juga: 40 Tahun Diadopsi Warga Belanda, Andre Menangis Saat Bertemu Ibunya di Lampung
Namun dia senang, karena jerih payahnya di dunia panjat tebing bisa disisihkannya untuk membantu orangtua memperbaiki rumah.
Selama ini, selain dorongan dari rekan dan pelatih, Ayu mengatakan, dukungan kuat keluarganya telah menjadikannya begitu bersemangat untuk menekuni dunia panjat tebing. Ayu sangat mencintai keluarganya, begitu pula sebaliknya.
"Senang sekali rasanya bisa berkumpul bersama keluarga setelah sekian lama tak bertemu. Saya kangen Ayah dan Ibu. Tanpa mereka, saya bukan apa-apa," tutur gadis berhijab itu.